Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 9

PART IX: Triple Date?
Rio, Cakka, Iel, dan Alvin mendatangi kelas X-2. Sebenarnya, alvin hanya mengikuti mereka saja. Mereka menghampiri meja ify tempat ify, dea, shilla, dan agni berkumpul.
“hai,” kata rio.
“hai kak,” jawab ify, shilla, dan dea. “ada apa kak?” tanya shilla.
“ohh.. ini.. emm.. gue, iel, sama cakka mau ngajak lo bertiga jalan malem minggu ini, ada acara gak?” tanya rio.
“gak diajak nih gue ceritanya..” agni pura-pura ngambek.
“emang!” kata iel sekenanya.
“gimana? Lo pada mau gak?” tanya cakka. Mereka mengangguk.
Iel, cakka, dan rio tersenyum senang.
***
MALAM MINGGU
Iel, rio, dan cakka tengah bersiap di kamar masing-masing. Alvin nonton tv di ruang keluarga. Agni ada di rumahnya sendiri. Ify, dea, dan shilla bersiap di rumah ify.
“widih.. enak ya pada ngedate, gue ditinggal sendiri di rumah,” sindir alvin mendengar derap langkah rio, cakka, dan iel.
Mereka saling berpandangan dan mengerutkan kening. “kan lo ada agni, vin,” kata cakka heran.
Alvin menoleh ke arah mereka dan mengangkat alisnya. “enak aja, masa gue malming sama cowok.”
“parah lo vin, gitu-gitu dia cewek tau, udah ah, telat nih nanti kita, daa vin,” kata rio sambil ngeloyor pergi.
Alvin mengikuti mereka dan mengunci pintu, lalu kembali menonton tv.
***
Sebuah honda jazz hitam, avanza biru, dan honda swift gold memasuki pekarangan rumah ify. Ify, dea, dan shilla segera keluar dari rumah, dan bertemu dengan iel, rio, dan cakka.
Aneh. Ify memakai pakaian berwarna coklat, dea hitam, dan shilla pink muda. Sedangkan iel memakai pakaian hitam, cakka coklat, dan rio biru. Sepertinya pasangan rio dan iel bertukar warna.
“udah siap?” tanya cakka. Mereka bertiga mengangguk. Lalu naik ke mobil dan pergi ke tempat tujuan.
***
@Glamy Restaurant
Ify duduk berhadapan dengan cakka, iel dengan shilla, dan rio dengan dea. Mereka memesan makanan.
“lo pesen apa fy?” tanya cakka.
“mm.. sirloin steak sama orange juice aja kak,” kata ify.
“yaudah, gue samain aja.” Waiter mencatat pesanan mereka.
“lo de?” tanya rio.
“gue beef fettucine sama green tea aja kak,” jawab dea.
“yaudah, samain juga,” kata rio, padahal rio gak suka green tea, tapi dia pengen sama kayak dea.
“lo shil?” tanya iel.
“mushroom soup sama avocado juice aja,” kata shilla.
“yaudah, samain juga,” kata iel, padahal iel gak suka mushroom.
Pesanan datang dan mereka makan sambil mengobrol. Selesai makan, mereka berpencar. Dea, iel, shilla, dan rio ke bioskop, sedangkan cakka dan ify jalan-jalan di mall.
***
Dea duduk di paling pojok, sebelahnya rio, lalu shilla, lalu iel. Karena semua filmnya horor, jadilah mereka nonton film horor. Sebenarnya dea mau duduk dekat iel, tapi gak enak sama rio.
Lampu dimatikan, film dimulai. Iel dan rio senyum sendiri, mengira dea dan shilla akan memeluk mereka. Tapi sayang, dea tidak takut nonton film horor, jadinya daritadi dia tidak ketakutan. Berbeda dengan shilla, dia sangat takut nonton film horor.
Semua orang menjerit ketakutan. Shilla refleks memeluk orang yang disebelahnya. Bukan iel, tapi rio. Rio yang kaget dengan pelukan shilla langsung menepuk-nepuk lengan shilla. “udah shill, udah gak serem lagi kok tuh,” katanya.
Shilla langsung melepas tangannya. “sorry kak, gue refleks.” Rio hanya mengangguk sambil tersenyum, membuat jantung shilla berdegup tak karuan. Iel yang melihatnya langsung berpikir, kayaknya shilla suka deh sama rio.
Rio bertanya pada dea, “lo gak takut de?”
“gak,” jawabnya singkat.
“ohh,” kata rio. Perasaan gue aja apa emang dea ngehindar dari gue sih? Batinnya.
Sori kak, gue Cuma gak mau kasih lo harapan kosong, gue gak suka sama lo, gue suka sama kak iel, batin dea.
***
Cakka dan ify berjalan memutari mall sambil menunggu yang lain selesai. Mereka berhenti di depan toko es krim.
“lo mau fy?” tanya cakka. Ify mengangguk.
“rasa?”
“coklat aja kak,” jawab ify.
“coklat dua ya mbak.”
Cakka membayarnya dan memberikannya pada ify. Mereka duduk di foodcourt. Ify memakan eskrimnya, melihat ada es krim yang menempel di sudut bibir ify, cakka mengelapnya dengan tisu. Ify terdiam menatap cakka. Cakka hanya tersenyum.
“makan es krim aja berantakan, kayak anak kecil,” sindirnya sambil tertawa kecil.
Ify mencubit tangan cakka. “aww!” jerit cakka pelan. Ify terkikik, “sori deh kak, lagian nyindir segala sih,” katanya.
“hehehe,” cengir cakka.
“fy, lo kalo diluar sekolah gak usah manggil gue kakak dong, emang gue kakak lo apa?” kata cakka.
“abisnya? Lo kan lebih tua dari gue,” balas ify.
“panggil aja sih nama gue, tapi kalo di sekolah wajib manggil kakak,” kata cakka lagi.
“oke deh kak, eh, cak,” kata ify.
“lama amat ya mereka, ckckck,” decak cakka.
“tau nih, bosen sama lo terus,” kata ify bercanda.
Cakka memandang ify tajam. “jadi lo gak seneng sama gue? oke! Gue tinggal nih!” kata cakka sedikit mengancam.
“yee.. becanda, gitu aja marah sih,” ify menyenggol lengan cakka membuat eskrim cakka belepotan di mulutnya. Ify tertawa.
“ifyy!!” kata cakka lalu membersihkan mulutnya.
***
Agni bosan sendirian di rumah, orangtuanya sedang pergi dengan orangtua alvin, besok baru pulang. Akhirnya dia memutuskan ke rumah alvin saja, kali-kali udah pada pulang.
Terdengar ketukan pintu. Alvin segera membukanya, dia mengira sudah pada pulang, taunya.. agni. Dengan muka malas dia berkata, “ada apa?”
Agni nyelonong masuk. “bosen gue sendirian.”
Alvin duduk di sebelah agni, lalu bertanya, “lo bisa masak gak?”
“gak,” jawab agni asal.
Alvin menengok ke arahnya. “payah.”
“ya bisalah. Masa gue gak bisa?” balas agni.
“lagian tadi lo bilang gak bisa, sengsara dah idup gue nanti kalo lo gak bisa masak,” kata alvin lagi.
“apa hubungannya?” tanya agni.
“lo kan calon istri gue, agniku sayangg,” kata alvin dengan meledek.
Agni menimpuknya dengan bantal sofa. “sayang sayang pala lu peang!”
“yee, tapi bener kan, ujung-ujungnya juga lo yang jadi istri gue,” kata alvin.
Agni mengangguk lemas. “hah, dosa apa coba gue bisa punya calon suami kayak lo,” agni menggeleng-gelengkan kepalanya.
“udah ah, males gue ngomonginnya,” alvin kini melonjorkan kakinya ke atas meja dan melipat kedua tangannya.
“lagian lo duluan yang mulai,” agni mengikuti gaya alvin.
“ni orang cewek apa cowok sih?” gerutu alvin pelan.
Agni memandangnya tajam. “gue cewek! Perlu berapa kali gue bilangin sih?” omelnya.
“lagian gaya lo gak kayak cewek,” kata alvin.
Agni berdiri, menghadap alvin. Alvin menurunkan kakinya, “mau apa lo?”
Agni tidak menjawab, dia menjulurkan kedua tangannya ke arah alvin dan menggelitiknya.
“woi.. stop.. geli.. aduh..” kata alvin, dia segera berlari.
Agni mengejarnya. Jadilah mereka kejar-kejaran.
15 menit kemudian, iel, cakka, dan rio pulang. Mereka terkejut dengan apa yang dilihatnya.
“yo, gak salah liat nih gue? itu agni sama alvin kan? Napa pada ketawa gitu? Kejar-kejaran lagi?” tanya iel tidak percaya.
Rio menampar pipi iel pelan. “sakit,” kata iel. “berarti bener dong.. itu..” iel menunjuk mereka.
“woi! Udahan kali!” teriak cakka. Tapi alvin dan agni tidak mendengarnya.
Rio, iel, dan cakka kemudian duduk di lantai.
“yo, kayaknya shilla suka sama lo deh,” kata iel lemas.
“kayaknya dea suka sama lo yel,” kata rio pelan.
“lo tukeran pasangan aja,” usul cakka.
“tapi gue gak suka shilla,” kata rio.
“gue gak suka dea,” kata iel.
“nanti lama-lama juga suka,” kata cakka enteng.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar