Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 7

PART VII: Pertunangan
“kalian berangkat sekolah bareng ya?” kata bu ucie.
“gak usah tan, agni berangkat sendiri aja.”
“gak papa, biar kalian bareng aja, mengakrabkan diri lah”
Alhasil, mereka berangkat bersama menggunakan mobil rio. Cakka asik mengobrol dengan agni. Agni memang mudah akrab sama cowok. Sedangkan alvin duduk di depan sambil memainkan hapenya. Iel yang dicuekin diam saja. Beberapa meter dari gerbang sekolah. Agni meminta rio menghentikan mobilnya.
“kenapa?” tanya cakka
“gue jalan aja deh kesana. Ogah gue dapet peringatan lagi dari fans-fans lo pada.” Jawabnya sambil keluar dari mobil.
***
@Kelas X-2
“hai,” sapa ify. Agni tersenyum.
“lagi ngomongin apa?” tanyanya pada shilla, dea, dan ify.
“hehe.. itu loh.. tau zevana gak? Dia dulu suka sama kak alvin, tapi karna dicuekin mulu, jadinya dia nyerah deh, terus sekarang dia udah jadian sama rizky,” kata dea.
“gue ga tau yang mana. Eh, emangnya tu anak empat udah pada punya pacar belom?” tanya agni penasaran.
“kenapa? Lo suka ya? Cie.. agni..” ledek shilla.
“gak.. gue cuma nanya aja,” agni menanggapinya biasa saja.
“setau gue sih mereka ga punya pacar tuh,” kata ify.
“ohh,” agni menyudahi obrolannya karna Mr. Excel sudah ada di depan kelas.
***
Mereka berlima sampai di rumah. Baru saja alvin dan agni melangkahkan kaki ke anak tangga pertama, bu ucie dan bu winda memanggil mereka ke ruang keluarga.
Mereka duduk berhadapan. Di meja sudah bergeletakan banyak album design cincin dan pakaian formal. “kalian liat-liat deh semuanya, yang kalian mau kasihtau kita ya,” bu winda menyodorkan buku-buku itu ke alvin dan agni. Mereka saling berpandangan. Lalu alvin menarik tangan agni ke lantai atas. “bentar ya, ma, tan,” kata alvin.
Alvin membuka satu-satu kamar ketiga kembarannya. Ternyata mereka bertiga ada di kamar rio. Alvin menutup pintu kamar.
“mau ngapain lo? Lepasin tangan gue!” kata agni, rupanya alvin belum melepaskan tangannya.
“sorry,” alvin segera melepas tangannya. “gini, ya, kita bikin perjanjian, oke?! Kalo kita udah tunangan, gak boleh ada satu anak sekolah pun yang tau tentang pertunangan ini. Terus, gak boleh ada yang mengekang diantara kita, satu lagi, kita pura-pura akur aja ya didepan ortu kita? Gimana?” alvin menjelaskan dengan cepat. Rio, iel, dan cakka menatap alvin dan agni bergantian dengan bingung.
“oke. Gue setuju. Deal?” agni mengulurkan tangannya.
“deal!” balas alvin, menjabat tangan agni.
Lalu mereka kembali ke ruang keluarga. “gimana? Kalian udah netapin pilihan?” tanya bu winda.
“terserah mama sama tante aja, tapi, jangan yang ribet-ribet ya? Yang simpel-simpel aja.” Jawab agni. Alvin menganggukan kepala tanda setuju.
***
Tiba hari yang dinantikan kedua keluarga. Pesta pertunangan itu hanya dihadiri oleh segelintir orang. Bahkan tidak ada satupun teman sekolah alvin dan agni yang diundang. Itu semua atas permintaan alvin dan agni. Sekarang alvin dan agni tengah bersiap di kamar masing-masing. Cakka, iel, dan rio memasuki kamar alvin untuk mengecek. Alvin mengenakan jas putih dengan kemeja gold. Sangat tampan. Ia tengah berdiri di depan cermin, merapikan penampilannya.
“gile, cakep lo vin!” kata rio kagum.
“emang gue cakep kali dari sananya juga!” jawab alvin narsis. Mereka bertiga langsung menoyor kepala alvin.
“woy! Berantakan nih rambut gue!”
“sori deh, sini gue benerin,” tawar iel. Iel merapikan rambut alvin seperti semula.
“gue ke agni dulu ya,” kata cakka.
***
Cakka membuka pintu kamar agni. Cantik. Cakka sampai terpesona melihatnya. Agni berbalut gaun putih berpadu gold. Sangat serasi dengan alvin. Agni menengok kearah cakka. “napa lo cak?”
Cakka tersadar dari lamunannya. “cantik lo ag,” agni tersipu malu.
Semua sudah menunggu di bawah. Alvin sendiri pun menunggu agni dan cakka yang menurutnya lama sekali. Rio menoel bahu alvin untuk melihat ke arah tangga. Semua orang disana terpesona dengan agni. Alvin menoleh dan menatap agni kagum. “cantik,” tanpa sadar alvin bergumam pelan. Iel dan rio menoleh kepadanya. Lalu menepuk bahu alvin.
“sadar vin! Gimana? Cantik kan?” goda iel.
Tepukan iel menyadarkan lamunan alvin. “gak,” kata alvin bohong. Rio dan iel hanya tertawa kecil melihat kembarannya ini.
Sampai di puncak acara, iel memberikan sebuah kotak cincin pertunangan untuk alvin dan agni. Semua orang menatap mereka berdua. Alvin mengambil cincin berukiran ‘Agni’ dan menyematkannya di di jari manis tangan kanan agni. Begitu juga dengan agni, ia mengambil cincin berukirkan ‘Alvin’ dan menyematkannya di jari manis tangan kanan alvin. Kemudian alvin memeluk agni, ia membisikkan sesuatu.
“inget perjanjian kita!” bisik alvin.
“iya, gue tau! Lo juga harus inget penjanjian itu!” bisik agni.
Kemudian alvin melepaskan pelukannya. Semua orang bertepuk tangan. Lalu acara dilanjutkan kembali. Semua orang memberi mereka salam. Rio, cakka, dan iel menghampiri mereka berdua yang sedang berdiri di pinggir kolam renang.
“congrats ya buat lo berdua!” kata mereka.
“congrats pala lu! Ogah gue kalo bukan karna dipaksa mah! Ini mah sama aja kayak gue tunangan ama cowok!” kata alvin kesal.
“heh! Lo bilang apa? Gue cewek tau! Enak aja lo! Gue juga ogah ama lo!” agni menoyor kepala alvin.
“udah diem lu berdua, nanti pada ngeliatin baru tau rasa lo!” kata rio.
“lo berdua tuh cocok tau, yang satu cantik, yang satunya.. gimana yah.. kalo ganteng masih gantengan gue sih.. tapi lumayanlah,” canda cakka.
Alvin dan agni saling menatap dengan tatapan meremehkan.
***
Mulai hari ini, agni gak dibolehin sama iel jalan kaki ke sekolah. Jadinya, di parkiran, agni cukup menarik perhatian seluruh penghuni sekolah. Mereka jalan berlima. Apalagi, agni diapit oleh cakka dan iel, membuat semua cewek menatapnya sinis.
Seperti dugaan agni, baru saja memasuki kelas, semua cewek manatapnya sinis dan mendatangi mejanya. “apa-apaan lo? Bareng ama mereka?!”
“gak tau diri banget sih lo! Udah dapet peringatan juga!”
Banyak yang berkata seperti itu, lalu nova mendatanginya lagi. Menggebrak mejanya, dan menaruh setumpuk surat peringatan dari para fans. Untung bel berbunyi, membuat mereka pergi ke kelas masing-masing.
***
“ag, kok lo bisa bareng sama mereka sih?” tanya ify.
“rumah gue sebelahan sama rumah mereka, jadinya gue disuruh berangkat bareng tiap hari sama tante ucie,” jawab agni santai.
“ohh, enak ya lo, bisa deket ama kak rio,” kata shilla iri.
“sama kak iel juga,” kata dea.
“sama kak cakka juga,” kata ify.
Agni memandang mereka heran. “ lo bertiga suka ama mereka?” mereka mengangguk bersamaan.
“ag, itu cincin baru? Beli dimana? Bagus amat,” tanya dea.
Agni menutupi cincinnya, “oh, ini, err.. gue dikasih sama mama gue,” jawabnya gelagapan.
Keempat hasinuda berjalan ke kantin. Mereka duduk di sebelah meja agni dkk. 4 orang cewek mendatangi mereka. Agni yang melihatnya merasa geli, karna cewek-cewek itu sangat amat girly. Jauh dengan dirinya yang tomboy.
“mereka siapa?” tanya agni.
“oh, yang itu, yang putih deket iel itu sivia, ketua GFC disini, yang disebelah cakka yang rambutnya pendek itu oik, ketua CL, yang mukanya manis di sebelah rio itu acha, ketua RISE, kalo yang itu sebelah alvin, itu aren, ketua Alvz,” jelas shilla tanpa memandang mereka.
“ohh,” agni mengalihkan pandangannya ke makanannya.
***
“iel,” panggil sivia. Iel tidak menyahut atau mempedulikannya. Kemudian sivia duduk disebelah iel. “yel, kamu masih marah? Ya ampun yel, aku minta maaf,” kata via memelas. “gue gak peduli,” kata iel dingin.
“cakka!” panggil oik. Cakka tidak menghiraukannya sama sekali. “kamu gak ada apa-apa kan sama dia,” tanyanya sambil menunjuk agni. “bukan urusan lo,” jawab cakka dingin.
“rio sayang!” panggil acha dengan wajah ceria. “apaan lo pake sayang-sayangan segala?!” bentak rio pelan. Acha cemberut. “kamu bukan siapa-siapanya dia kan?” acha menunjuk agni. Rio tidak mempedulikannya.
“alvin my prince!” seru aren. Alvin tidak merespon. Aren yang udah kebal cuek aja. “kamu bukan siapa-siapanya kan?” tanyanya. “aku udah kasih dia surat peringatan ke dia loh,” kata aren bangga. Alvin memandang aren sinis. Lalu membentak aren keras, “pergi!”
Aren kesal, lalu mengajak via, acha, dan oik meninggalkan kantin. Semua menatap alvin heran. Belum pernah mereka melihat alvin membentak cewek.
***
Pulang sekolah, agni dihadang oleh via, aren, acha, dan oik. Mereka membawa agni ke pojok koridor yang sepi.
“apa-apaan lo bareng sama mereka?!” kata oik.
“kemaren kita udah kasih lo satu peringatan, tapi lo gak peduliin! Kalo lo sama mereka terus, siap-siap aja idup lo gak bakal tenang!” aren memperingatkan agni.
“lo anak baru gak usah banyak gaya deh! Sok-sokan deket ama keluarga hasinuda segala!” kata acha.
“heh! Ngapain lo semua giniin gue?! Emangnya lo semua siapa? Hah? Mau berantem ama gue? Ayo!” tantang agni.
Mereka tidak menanggapi tapi malah meninggalkan agni. Dasar!
***
Di mobil, agni mengomel-ngomel, “ah! Fans-fans lo pada nyusahin gue!”
“emang lo diapain?” tanya rio yang sedang menyetir.
“tau dah, diperingatin doank, tapi tetep aja, bikin gue kesel!”
“apalagi tuh si acha, ya acha, fans lo yo! Gue kirain manis, taunya mah.. deuh.. males gue!”
“haha..” rio tertawa kecil mendengar agni yang ngomel-ngomel mulu dari tadi.
“ketawa lagi! Nih, gue dapet surat peringatan dari fans-fans lo semua!” agni mengeluarkan setumpuk surat yang diberikan nova tadi.
“buang aja,” kata cakka.
“pasti! Tapi gue penasaran, apa sih bagusnya lo semua ampe ada fansnya gitu?”
“mata lo burem ye? Jelas-jelas kita berempat ganteng-ganteng gini, pake ditanya apa bagusnya lagi!” jawab iel kesal.
“vin, diem aja lo, tumben!” kata cakka.
“gak ada yang harus gue omongin kan?” kata alvin dingin.
“cincin lo mana vin? Mampus lo kalo ketauan mereka!” peringat rio, melihat alvin tidak memakai cincinnya.
“nih,” kata alvin, membuka kalungnya. Cincinnya dijadikan bandul kalung. Supaya tidak ada yang tahu kalau cincinnya dan agni sama. Lalu memakainya di jarinya.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar