Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 16

PART XVI: Pesta Dansa
“ntar jam 6 ada pesta dansa di aula, kita berempat wajib ikut, kita yang mulaiin acara dansa,” kata cakka membaca jadwal acara.
“gak ikut,” kata alvin.
“wajib,” balas rio.
“tapi gue sama siapa, hah?”
“sama agni!” kata iel.
“bosen! Dia mulu! Nanti gue diledekin lagi ama lo semua!” balas alvin ketus.
“enggak deh, lagian lo kemaren ni pake acara mau nyium dia segala sih! Gimana gak kita godain coba,” balas cakka.
“siapa yang mau nyium dia?”
“elo!!” sahut mereka bertiga.
“gue gak ngerasa tuh.”
“berarti lo dari sananya pengen! Udah ah, pokoknya lo harus dateng! Sama agni!” tegas rio.
***
Alvin, iel, rio, dan cakka menuju ke kamar shilla. Agni membuka pintu. “masuk, noh, cewek lo pada lagi dandan!” katanya kesal.
Mereka memandangi agni dari bawah ke atas, iel dan rio menarik tangan agni masuk ke dalam. “apa sih?!”
“ambil gaun lo! Kan ada pesta dansa, gimana sih?!” kata cakka.
“gak ikut!”
“wajib!” balas rio. “cepetan ganti!”
Agni mengikuti perintah rio dengan malas. Ia kemudian berganti pakaian di kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, agni segera bersiap-siap. Keempat cowok itu sudah keluar kamar daritadi bersama tiga temannya. Agni turun ke aula. Cakka, iel, dan rio yang sedang asik mengobrol bersama tiga ceweknya melihat agni. Lagi-lagi agni terlihat cantik. Dengan gaun panjangnya yang berwarna merah bercampur hitam, agni terlihat anggun. “waw,” kata ketiganya.
“cantik banget lo ag,” puji shilla.
“iya, ini elo ag?” tanya ify tidak percaya.
“gila, beda banget lo ag,” kata dea kagum. Agni hanya tersenyum menanggapi ketiga temannya.
Alvin yang daritadi memandang dari kejauhan pun tak kalah terpesona. Pembawa acara memulai acara itu. Keempat cowok itu harus membawa pasangan dansa mereka ke tengah aula. Iel, rio, dan cakka menggenggam tangan pasangan masing-masing dan membawa mereka ke tengah. Alvin menghampiri agni, lalu menggenggam tangannya. Agni mengikuti alvin.
Di tengah aula, semua murid menatap mereka iri. Alunan musik dimulai. Keempat cowok itu mengulurkan satu tangannya meminta. Keempat cewek itu pun meletakkan satu tangan mereka diatas tangan cowok itu. Iel, rio, alvin, dan cakka meletakkan tangannya yang lain di pinggul pasangan mereka. Sedangkan dea, shilla, agni, dan ify meletakkan tangan mereka yang lain di bahu pasangan mereka. Kemudian mereka mulai berdansa.
Setelah mereka memulainya, yang lain pun mengikuti, sehingga aula dipenuhi pasangan dansa. Iel, rio, alvin, dan cakka sudah mengganti cara berdansa mereka. Sekarang kedua tangan mereka ada di pinggul pasangan mereka. Dan kedua tangan shilla, ify, agni, dan dea diletakkan di bahu pasangan mereka.
IEL-DEA
“lo cantik banget de hari ini,” kata iel. pipi dea memerah.
“thanks yel, lo juga keren banget hari ini,” balasnya.
RIO-SHILLA
“shill, lo pinter dansa juga ya,” puji rio.
“lo juga yo,” balas shilla.
Mereka kemudian berpelukan sebentar dan kembali berdansa lagi.
CAKKA-IFY
Cakka menatap ify lekat-lekat.
“jangan diliatin mulu dong cak, malu gue,” kata ify.
“abisnya lo cantik sih,” kata cakka.
“siapa dulu dong, ify!” kata ify narsis. Cakka mencubit hidung ify gemas.
ALVIN-AGNI
Agni menarik kedua tangannya dari alvin, kemudian melepaskan kedua tangan alvin dari pinggulnya. “sori vin, tapi gue gak biasa,” katanya lalu berlalu meninggalkan alvin.
Alvin mengikuti agni. “ag, sebentar lagi aja,” pinta alvin. Agni menatap alvin bingung. “sebentar aja ag, tanggung.” Agni mengangguk dan kembali menuju tengah aula.
Kini mereka berdansa kembali. Alvin mencondongkan tubuhnya berbisik di telinga agni, “lo cantik, ag, gue gak tau kenapa, setiap gue liat lo pake gaun kayak gini, lo keliatan cantik.. banget,” pipi agni memerah, jantungnya berpacu cepat. “lo juga keren kok vin, gue gak tau mau bilang apa lagi, lo ganteng banget,” bisik agni, kini gantian alvin yang memerah pipinya dan jantungnya berdegup kencang. Alvin memeluk agni. Agni membalas pelukannya. Kemudian mereka berdansa kembali.
***
Jam 12. acara selesai. Semua sudah kembali ke kamar masing-masing. “haihh, gila, tuh cewek kita cantik-cantik amat,” kata iel sambil membuka jasnya.
“ya, apalagi mereka juga pinter dansa,” kata rio.
“tadi sepengamatan gue, ada yang akur tuh pas dansa, pake bisik-bisikan segala lagi, terus pelukan deh,” sindir cakka.
“siapa?” tanya rio sama iel.
“tuh,” cakka mengarahkan pandangannya ke alvin yang sedang membuka lapisan jasnya.
“apa lo liat-liat?!” kata alvin. Mereka bertiga menyerbu alvin.
“vin, ngaku kek lo suka sama dia, keliatan kali..” kata iel.
“vin, ayolah, lo tembak aja si agni,” kata rio ngebet.
“iya, lo bilang kek suka sama dia, terus umumin tuh jadian lo berdua, jadinya kan lo gak dikejer-kejer fans lo lagi,” usul cakka.
Alvin berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, tidak mempedulikan apa yang mereka katakan.
***
“ciee.. agni, tadi abis dipeluk kak alvin nihh,” goda shilla.
“lo sendiri dipeluk kak rio kan?!” balasnya.
“tapi kan gue ceweknya! Gak papa dong! Kalo lo sama kak alvin kan beda kasusnya!” balas shilla tak mau kalah.
“tau ah!” balas agni cuek.
“gue bingung sama lo and kak alvin ag,” kata dea.
“bingung kenapa?” tanya ify.
“gak, aneh aja gitu, lo berdua tuh kadang sinisan, kadang care-an, kadang marahan, jutekan, tapi kadang juga perhatian, akur, lembut, gue bingung,” kata dea menyelidik. Shilla dan ify mengangguk-angguk menanti jawaban agni.
“ohya? Gue kok biasa aja ya?” kata agni cuek.
“ahh.. lo mah ga seru.. ga mau cerita ma kita-kita,” ify ngambek.
“sori fy, shil, de, tapi untuk hal ini gue bener-bener gak bisa cerita sama lo semua,” kata agni merasa bersalah.
***
Iel dan dea sedang memotret teman mereka yang sedang bermain di pantai. Kadang mereka memotret diri sendiri atau berdua. Rio dan shilla sedang minum es kelapa muda berdua. Kadang diselingi tawa keduanya. Cakka dan ify bermain istana pasir. Seperti anak kecil, namun mereka menyukainya. Alvin dan agni, mereka malah duduk di kursi senderan di pantai di bawah payung yang besar. Alvin tiduran memakai sunglassesnya dan memandangi pantai. Sedangkan agni duduk menekuk kedua lututnya dan memeluknya, memejamkan matanya, mendengarkan deburan ombak yang begitu indah.
IEL-DEA
“de, lo udah moto berapa banyak? Masing-masing 20 foto aja,” kata iel.
“berarti gue lebih dong yel, gue malah 25an.. moto yuk yel, disitu..” dea menunjuk sebuah karang yang cukup besar.
“oke,” kata iel, dia meminta tolong seorang anak untuk memotret mereka.
Keduanya banyak gaya, mulai dari yang kalem-kalem ampe melet-melet, tiba-tiba dea bergaya mencium pipi iel. iel kaget dan difotonya, ia seperti orang kesenangan saja. Lucu sekali.
“yel, lucu nih, yang ini,” dea menunjukkan foto saat dia mencium iel.
“kaget gue de, lo maen nyium gue aja,” kata iel.
“jadi lo gak seneng ya gue cium?” dea memajukan bibirnya.
“yah, dea gitu, maaf deh, nih sebagai permintaan maafnya,” iel mencium pipi dea. Dea memeluk iel.
RIO-SHILLA
“oh, jadi waktu kecil lo seneng maen boneka ya yo?” tanya shilla sambil tertawa kecil.
“iya, nah, gue tuh paling suka doraemon, hehe, lo sendiri suka dandan dari kecil, masa umur 5 tahun udah maenan lipstik, sampe kecoret ke muka lagi,” balas rio sambil tertawa juga.
CAKKA-IFY
“yah cakka, masa istananya begitu sih? Bagusan juga yang ini,” kata ify.
“ihh, gak mau, masa istananya bentuk hati.”
“daripada gak ada bentuknya kayak buatan lo!” cakka memajukan bibirnya.
“tapi kan ini jadi istana kita nanti,” kata cakka.
“kayak anak kecil lo cak, haha..” tawa ify.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar