Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 5

PART V: Datangnya Sang Murid Istimewa
@SMA AS
Keesokan harinya, seluruh anak kelas X gempar, karena mendengar kabar akan kedatangan sang murid istimewa tersebut. Mereka menunggu sampai jam masuk, namun tidak melihat tanda-tanda kedatangan sang murid.
Pukul delapan lewat, sebuah Lamborghini silver memasuki lapangan parkir SMA AS, lalu turun 3 orang dari dalam mobil tersebut. Seorang wanita, seorang pria, dan seorang lagi anak perempuan. Mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah. Ketika melewati lapangan, anak-anak yang sedang berolahraga melihat mereka. Semua terdiam pada tempatnya.
“itu.. itu kan..” ucap seorang anak.
“Pak Duta dan Bu Ucie, mereka keluarga Hasinuda, pimpinan Hasinuda Corporation,” lanjut yang lain.
“siapa anak tadi? Beruntung sekali bisa bersama mereka.”
“jadi itu murid istimewanya?”
***
@Ruang Kepsek
“jadi kamu anak istimewa itu, kamu masuk ke kelas X-2, ini jadwal kelas kamu,” kata Mrs. Ira, kepsek SMA AS, ia memberikan selembar kertas pada seorang anak dihadapannya.
“murid istimewa?” tanya anak itu tidak mengerti.
“ya,” mrs. Ira mengangguk. “kamu murid yang istimewa, karena hanya kamu satu-satunya murid yang diantar langsung oleh Mrs. and Mr. Hasinuda.
Anak itu mengangguk-angguk walaupun tak mengerti.
“kamu mau ikut ekskul apa?”
“saya ikut Futsal dan Basket saja mam,” jawab anak itu.
“baiklah, ini jadwal ekskul kamu,” bu ira menyerahkan selembar kertas.
“terima kasih,” anak itu keluar dari kantor Kepsek dan berjalan ke kelasnya diantar Bu Ucie dan Pak Duta.
@X-2
Semua anak di dalam kelas itu menjulurkan kepalanya menengok ke arah luar jendela, dilihatnya ada 3 orang berjalan di koridor. Tidak sampai dua detik, mereka duduk kembali dengan rapi dan segera merapikan pakaiannya. Ify, Shilla, dan Dea bingung melihat teman sekelas mereka yang sibuk membereskan pakaian, ada yang menyisir, ada yang merapikan rambut dengan tangan, dan berbagai macam lagi.
Bu Ucie meletakkan tangannya di atas sebuah alat sidik jari di depan pintu kelas, agar bisa masuk ke kelas itu. Semua kelas memiliki program sidik jari agar tidak sembarang orang bisa memasuki kelas. Bu Ucie, Pak Duta, dan anak itu melangkah ke dalam kelas. Hening. Tak ada yang melakukan gerakan lain kecuali bernapas. Mereka semua menatap tiga orang yang baru datang.
“morning,” kata bu ucie.
“morning,” jawab para murid.
Bu okky yang tadi mengajar bahasa indonesia berbicara, “pagi bu, pak, ini muridnya?” mereka menganggukan kepala.
Seisi kelas berisik, berarti inilah sang murid istimewa tersebut. “perkenalkan dirimu,” kata bu okky pada anak itu.
“perkenalkan, saya Agni Javis, pindahan dari Ducie Multinational School di Yogya, mohon bantuannya,” kata anak yang bernama agni itu tanpa ekspresi.
Semua anak sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Ini anak cewek apa cowok, bajunya sih cewek, tapi gayanya kayak cowok., Jadi ini murid istimewanya? Apa bagusnya?, Apa-apaan nih kok sama keluarga hasinuda segala datengnya?, Ada hubungan apa ya dia sama dua orang penting ini?
“kamu duduk disini,” bu okky menunjuk tempat duduk kosong di depannya. Agni tersenyum pada bu ucie dan pak duta, “makasih tan, oom,” keduanya mengangguk dan segera pergi meninggalkan sekolah.
Jam istirahat, semua murid keluar kecuali agni, ify, shilla, dan dea. “hai, kenalin, gue ify,” ify mengajak anak itu berbicara.
Anak itu memandang tiga orang yang menghampirinya, “oh,” jawabnya.
“gue shilla,” “gue dea,” kata shilla dan dea.
“ohh,” katanya lagi. Shilla, dea, dan ify heran dengan anak ini, cuek banget sih.
“ke kantin bareng yuk,” ajak dea. Agni mengangguk dan berjalan bersama mereka. Sepanjang jalan menuju kantin, semua anak perempuan menatap agni sinis. Awalnya agni cuek-cuek saja, namun lama-lama dia risih juga dilihat begitu. “mereka kenapa sih? Emangnya ada yang salah sama gue?” tanya agni heran.
“mereka cuma sinis karna lo tadi bareng sama bu ucie dan pak duta,” jawab shilla.
“kok?”
“secara anak-anak itu pasti bergabung di salah satu grup anak keluarga hasinuda, ya, mereka ngiri gitu deh sama lo,” jawab ify.
“ohh,” kata agni.
***
@Kantin
“ag, kok lo masuk skolahnya gak dari hari pertama sih?” tanya shilla. Ify dan dea mengangguk.
“emang kenapa?”
“gak, heran aja, padahal kan gak boleh ada yang gak masuk dari hari pertama,” kata ify.
“gak tau deh, tante ucie sama oom duta yang ngurus,” kata agni tidak terlalu memerhatikan, sibuk dengan makanannya.
“lo kenal sama mereka? Mereka siapanya lo?”
“temen ortu gue,” jawab agni cuek.
Seorang anak berambut hitam panjang lurus, berkulit hitam manis menghampiri meja agni.
“ohh, jadi lo murid istimewa itu?” kata anak itu sinis sambil memandangi agni dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.
Agni tidak menjawab, dia tidak mempedulikan anak itu.
“belagu banget lo, baru dianter sama mereka aja, udah belagu minta ampun,” kata anak itu lagi.
“ohya, gue Nova!” anak itu melipat kedua tangannya, dan mendekati agni.
Agni membalas dengan nada nyari ribut, “emang gue nanya?”
“blagu lo!” terdengar sebuah gebrakan meja dari meja agni, nova memukul meja agni.
Agni berdiri, ia sudah mengepalkan tangannya, namun karena tidak ingin merusak suasana hari pertamanya masuk SMA, maka ia mengurungkan niatnya untuk memukul anak itu. Ia memandang Nova tajam. Sementara ify, shilla, dan dea menonton bersama anak yang lain.
“ohya! Gue bawa berita buat lo! Satu peringatan dari CL, GFC, Rise, dan Alvz, JANGAN BERANI DEKAT-DEKAT DENGAN IEL, RIO, ALVIN DAN CAKKA!” Nova membalas tatapan agni dengan tatapan yang lebih tajam, serta menekan dan mengeraskan suaranya di pesan peringatan tadi.
Nova dan semua anak pergi dari kantin dengan memandang agni sinis. Kecuali ify, dea, dan shilla. Agni duduk kembali. “siapa sih tu anak?!”
“dia nova, queen of gossip di sekolah ini, juga pembawa pesan peringatan dari setiap grup fans,” jawab dea.
“grup fans apa sih?”
“Gabriel FC atau GFC itu untuk Gabriel, Rise untuk Rio, Alvinoszta atau Alvz untuk Alvin, dan C~Luvers atau CL untuk Cakka, keempatnya anak keluarga Hasinuda,” jelas ify.
“ohh,” kata agni. “Cuma gitu aja lebay banget sih!”
“yaudah yuk, kita balik ke kelas, udah sepi nih,” ajak shilla.
***
@XI-1
Agni mendatangi ruang kelas XI-1 saat jam istirahat, dia bermaksud mencari kapten futsal putra, dan mau mendaftar jadi kapten futsal putri. Dilihatnya ada 4 orang cowok sedang membaca berbagai lembar kertas, ia menghampiri mereka. “permisi kak, yang namanya kak alvin yang mana ya?” tanyanya pada rio.
“tuh,” rio menunjuk seorang cowok yang ada disebelahnya. Rio tidak melihat anak itu, dia sibuk menandatangani surat-surat sekolah.
Agni menghampiri meja yang ditunjuk rio. “permisi kak, kakak kapten futsal putra ya? Gue daftar jadi kapten futsal putri boleh?” tanya agni pada alvin yang sibuk membaca lembar-lembar osis. Alvin menoleh.
“LO!” mereka saling menunjuk, dan berkata bersamaan. “heh, lo cewek aneh, ngapain lo disini?” tanya alvin dengan cukup keras, membuat ketiga kembarannya melihat anak itu. Mereka tersentak kaget.
“heh, gue tuh nyari kapten futsal putra ya, bukan nyari cowok rese!” balasnya tidak mau kalah.
Baru saja alvin membuka mulut, iel langsung menyetopnya. “STOP! Lo berdua kenapa sih?”
“gue mau daftar jadi kepten futsal putri kak!”
“oke, besok lo tanding sama gue di lapangan futsal pas istirahat kedua, lo udah ada bajunya belom?” tanya alvin denga nada menantang.
“oke! Gue belom ada bajunya,” jawab agni sengit. Mereka berdua saling menatap dengan penuh rasa kebencian.
“sini lo gue temenin ambil tu baju,” kata cakka sambil menarik tangan agni keluar. Kalo agni lama-lama ada disitu bisa-bisa perang dunia ke3 deh, matanya alvin udah begitu sih.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar