Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 26

PART XXVI: Married?! Nanti!!
“kalo gitu mah mendingan gue sama kak alvin aja, lebih romantis,” canda shilla.
“gue juga,” ify ikut-ikutan.
“gue juga,” dea ikut-ikutan.
“lo berempat jadi cewek gue aja,” canda alvin. agni langsung menyikut badannya.
“weiss, kalo cemburu biasa aja dong, gak usah pake tenaga juga nyikutnya, sakit!” alvin merangkul agni.
“lagian lo tuh banyak maunya ya! Gue putusin juga nih sekarang,” ancam agni bercanda.
“yah, jangan dong, belom lima menit kita jadian, napa langsung putus. Lagian, emang lo mau putus dari gue?” balas alvin sambil mengacak-acak rambut agni. Agni merapikan rambutnya.
“makanya, cewek orang jangan direbut!” kata cakka kesal.
“dih, siapa yang ngerebut, orang mereka yang mau sama gue,” balas alvin.
Alvin mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya. Ia membukanya dan menyodorkannya di depan agni. “nih, pake!” suruhnya. Mata agni langsung bersinar kembali melihat cincinnya. ia segera mengambilnya, namun langsung menatap alvin heran.
“kenapa?” tanya alvin.
“kenapa gak lo yang makein?” tanyanya.
“gak mau, pake aja sendiri,” alvin mengambil cincinnya sendiri dan langsung memakainya.
“aneh lo kak, dimana-mana tuh cincin dipakein sama cowoknya, masa ini dipake sendiri?” tanya ify heran.
“gue kan Cuma mau makein cincin dua kali ke dia, pas kita tunangan, sama pas kita married!” jawab alvin.
“yakin banget lo kak bakal married sama dia,” remeh shilla.
“yee.. dia gak tau, kasihtau cewek lo noh yo, gue sama agni ini terikat. Gue ulang ya, TER-I-KAT! Kita bakal bareng sampe married, sampe punya anak, sampe..” alvin menyebutkannya dengan gerakan seperti menghitung, belum selesai alvin menyelesaikan perkataannya, agni langsung menyelanya.
“ribet banget sih lo! masih lama banget juga!” katanya kesal.
“ya udahlah, balik yuk, udah selesai nih istirahatnya,” kata iel. yang lainnya mengangguk dan menuju kelas masing-masing.
***
UTS seminggu lagi, semuanya sibuk belajar. Hasinuda belajar bareng di ruang tamu. Sedangkan ify, shilla, dan dea belajar bareng di rumah agni.
“kita kenapa gak belajar di rumah rio aja sih? Kan gampang kalo mau nanya-nanya,” gerutu shilla.
“mau nanya, apa mau pacaran?” sindir agni.
“emangnya lo gak mau ketemu kak alvin?” tanya ify.
Agni memutar bola matanya. “adanya juga gue bosen kali, tiap hari ketemu dia,” jawabnya.
“yah, elo kan enak rumahnya sebelahan! Lah kita, rumahnya jauh!” kata dea kesal.
“terserah elo semua dah, mau kesana ya terserah, gue disini aja,” kata agni. Yang lain langsung menyiapkan buku-bukunya dan menuju ke rumah sebelah.
“gak bosen apa pacaran mulu, gue aja yang baru jadian udah males duluan,” gumam agni.
***
“permisi kak, sorry ganggu, boleh ikutan belajar disini gak? Kalo kita ada yang gak ngerti biar bisa langsung nanya gitu?” tanya shilla ragu-ragu.
“boleh kok, masuk aja, sini,” rio mempersilakan mereka masuk.
Mereka masuk dan langsung duduk di sebelah pasangan masing-masing.
“lo semua mau belajar apa mau pacaran?” sindir alvin tanpa memandang mereka. Ia tahu agni pasti belajar sendiri di rumahnya.
“ya belajar lah kak! ya sekalian juga gitu, kok kakak gak nanyain agni?” jawab ify.
“dia pasti belajar sendiri kan? mana mau dia kesini, pasti nanti malah gedeg sendiri ngeliat lo semua malah pacaran,” jawab alvin sambil membereskan buku-bukunya.
“tapi kan dia punya kakak, mau kemana kak?” tanya dea bingung.
“mendingan gue belajar di kamar deh, kalo agni, gue yakin, dia pasti bosen ngeliat gue, iya kan?” alvin menaiki tangga.
Ketiganya terheran-heran dengan jawaban alvin. kok bisa sama sama kata-kata agni tadi? “cak, kok agni sama kak alvin ngomongnya bisa sama sih?” tanya ify heran.
“mereka mah udah kelewat sering berduaan, lagi pada bosen kali,” jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari soal yang dikerjakannya. Ketiganya membulatkan mulutnya. “oo..”
***
Sejam kemudian, agni memasuki rumah hasinuda dan berteriak memanggil alvin. yang lain menoleh kepadanya. “kenapa ag?” tanya shilla.
“oh iya, cak, yo, yel, ortu kita lagi di jalan pulang, gawat!” kata agni.
“apanya yang gawat?” tanya rio bingung.
“lo gak liat ni tanggal berapa? Mereka belom 3 bulan di paris udah balik, berarti bakal ada sesuatu yang gak enak bakal terjadi ke kita,” jawab alvin sambil menuruni tangga dengan cepat.
“lama banget lo!” kata agni.
“ya udah sih, mereka udah sampe mana?”
“katanya gak lama lagi nyampe.”
Benar saja, baru saja agni selesai mengucapkannya, terdengar bunyi klakson mobil di depan rumah. Keduanya berpandangan tidak enak. Mereka bergegas keluar rumah dan menyambut orangtua mereka. Yang lain bergegas mengikuti mereka.
“ini siapa yel?” tanya pak duta menunjuk ify, shilla, dan dea.
“oh, yang ini pacar aku pa, namanya dea,” dea tersenyum dan menyalami pak duta dan bu ucie.
“kalo yang ini shilla, pacar rio,” shilla melakukan hal yang sama dengan dea.
“ini juga pacarku pa, namanya ify,” ify juga melakukan hal yang sama.
“oh, jadi kalian udah punya cewek ya, dijaga baik-baik ya!” tanggap bu ucie.
“ada apa ma, kok udah balik? Belom tiga bulan kan?” tanya agni.
“ohh, kita mau ngomong sesuatu sama kamu dan alvin,” kata bu winda.
“apa tan, oom?” tanya alvin.
“di rumah oom aja ya,” kata pak joe. Mereka mengangguk. Orangtua mereka berjalan duluan.
“perasaan gue gak enak nih,” kata agni.
“sama,” balas alvin tanpa memandangnya. mereka segera mengikuti orangtua mereka dan duduk di ruang keluarga.
Orangtua mereka saling berpandangan dan mengangguk.
“alvin, agni, kalian tahun depan married ya?” kata bu ucie. Bu winda mengangguk setuju.
“HAH?! TAHUN DEPAN?!” teriak mereka berdua tidak percaya.
“kalian Cuma bercanda kan?” tanya agni memastikan ini hanya lelucon mereka.
“gak sayang, kita serius, kalian mau kan?” tanya bu winda.
“gak mau! Pokoknya agni gak mau! Agni gak mau married secepet itu ma!” tolak agni mentah-mentah, ia menghempaskan badannya ke sandaran sofa.
“tapi alvinnya?” kata pak joe. Agni menengok ke arah alvin. alvin menutupi mukanya dengan telapak tangan kanannya.
“alvin,” panggil agni.
“hmm,” jawabnya.
Agni menggoyang-goyangan tangan alvin. “alvin! kok lo gak ngerespon sih?”
“abisnya gue bisa apa? Nolak? Percuma, nolak mereka mah gak bakal bisa!”
Agni menunjuk muka alvin, lalu menyipitkan matanya. “bilang aja lo pengen cepet-cepet married, iya kan?” tuduhnya.
Alvin mendekatkan wajahnya dengan agni. “iya! Ya enggaklah! Emangnya gue udah tua apa ampe harus married cepet-cepet?” ia menepuk-nepuk kedua pipi agni.
“makanya bantuin dong!”
“yaudah, ma, pa, tan, om, alvin ikut aja apa kata agni!” alvin gak mau ikut-ikutan urusan beginian. Males. Ribet.
“kalo gitu kalian kapan mau marriednya?” tanya pak duta.
Agni langsung menjawabnya. “nanti, masih lama, agni mau nyelesain sekolah dulu, kuliah dulu, kerja dulu.”
Alvin menatap agni kesal. “lama amat!”
“tuh kan, lo emang napsu, pengen cepet-cepet married,” agni jadi menunjuk-nunjuk alvin lagi. Pak duta, bu ucie, pak joe, dan bu winda menahan tawa, sebenarnya mereka Cuma iseng aja bilang kayak tadi. Tapi kayaknya malah seru, ternyata reaksi alvin sama agni tuh lucu juga kalo disuruh married cepet-cepet.
“kalo nunggu ampe lo kerja kelamaan lah! Keburu bosen gue sama lo!”
“yaudah kalo gitu, gue cari cowok laen aja, ribet amat!” alvin menatapnya tajam.
“mana mungkin bisa, lo tuh udah gak bisa jauh-jauh dari sentuhan gue!” kata alvin tepat.
Agni melengos, “terserah kalian aja deh, tapi jangan pas masih sekolah,” katanya.
“abis lulus aja,” usul alvin. agni mencubit pipi alvin gemes. “aww!” teriak alvin.
“lo tuh bener-bener deh ya! Gak mau gue married sama lo!”
“you’re mine, so you’ve to married with me,” katanya sambil menaik-turunkan alisnya dan tersenyum ke arah agni.
“jadinya?” bu ucie meminta kepastian.
“tau ah, terserah alvin aja, agni mau belajar dulu,” agni meninggalkan mereka dan menuju ke kamarnya. Keempatnya menatap alvin.
“nanti aja ya, err.. nanti kalo udah lulus baru diomongin lagi ya, alvin balik dulu,” jawab alvin gelagapan, bingung musti jawab apa, lalu kembali ke rumahnya.
***
“kira-kira mereka lagi ngomongin apa ya?” tanya rio ingin tahu.
“mungkin soal hubungan mereka kali,” duga iel.
“jangan-jangan mereka disuruh married lagi,” celetuk cakka sambil tertawa membayangkan reaksi alvin dan agni kalo disuruh married.
“bisa jadi tuh cak, ya ampun, kesian banget mereka,” ify ikut tertawa. Mereka semua jadi tertawa membayangkannya.
Alvin berjalan lemas dan duduk di sofa.
“lama amat vin, ngomongin apa?” tanya iel.
“tau ah, pusing gue,” alvin mengambil minuman ke dapur.
“lo disuruh married kak?” tanya dea asal. Alvin menyemburkan minumannya. Ia terbatuk-batuk.
“jadi bener nih kak?” tanya ify antusias.
“apaan yang bener?” tanya alvin pura-pura.
“alah, tadi lo kebatuk kenapa kak? bener kan lo disuruh married?” kata shilla.
“sok tau lo semua,” katanya lalu meninggalkan mereka, kembali ke kamar.
***
Tak lama, bu ucie dan pak duta kembali ke rumahnya.
“ma, tadi ngomongin apa?” tanya cakka.
“oh, itu, kita nyuruh mereka cepetan married,” jawab bu ucie jujur.
“kita istirahat dulu ya, kalian belajar yang bener! Jangan pacaran mulu!” kata pak duta. Mereka semua mengangguk. Bu ucie dan pak duta memasuki kamar mereka.
Setelah mendengar suara pintu yang ditutup, tawa mereka semua meledak. Ternyata bener, alvin sama agni disuruh married.
“hebat lo cak! Bisa bener gitu tebakannya!” seru ify.
“ya ampun, gak nyangka gue, hahahaha..” dea tertawa puas.
“udah udah, belajar lagi, nanti dua-duanya denger terus ngamuk mampus dah kita,” rio menyudahi acara tertawa bersama mereka.
***
UTS berlangsung selama seminggu. Gak ada yang pacaran, semuanya serius belajar. Hari terakhir UTS..
“selesai juga! Capek gue belajar mulu!” seru shilla di kantin.
“tau! Mata gue ampe berkantung gini kebanyakan belajar!” dea mengusap-usap kantung matanya.
“lo belajarnya berlebihan de!” kata iel.
“kan biar nilainya bagus!” balas dea. Iel hanya tertawa kecil melihat ceweknya ini, rajin amat belajarnya.
“ag, kak, lo berdua diem aja,” tegur ify.
“tau ah, lagi badmood gue,” jawab alvin.
“sama!” balas agni jutek.
“udah fy, jangan ngurusin ni anak dua, kan abis UTS libur nih, jalan yuk!” ajak cakka. Ify mengangguk.
“lo semua libur nginep di rumah gue aja,” kata agni ke ify, shilla, dan dea.
“gak enak ah, ada ortu lo,” kata shilla.
“mereka balik hari ini,” katanya.
“perginya berbulan-bulan, tapi di rumah cuma sebentar,” kata rio kesal.
“tau, gak perhatian amat sih sama anaknya, kalo balik pasti kalo ada yang penting doang,” timpal alvin. agni mengangguk setuju.
“iya, kalo yang penting doang, misalnya nyuruh ni anak dua married gitu,” sindir iel. alvin dan agni tersedak.
“ahh! Jangan ngomongin hal itu kek! Males gue dengernya!” sahut agni.
“ditunggu ya undangannya!” sahut dea. Alvin dan agni menatapnya tajam. “gak ding, becanda kok,” katanya takut.
“yaudah deh ag, kita nginep di rumah lo!” kata ify. Agni mengangguk.
***
Shilla, ify, dan dea nginep di rumah agni. Agni sekamar sama ify, sedangkan shilla dan dea di kamar sebelah. Pagi-pagi, jam 5.
Alvin mengetuk pintu kamar agni. Tak ada jawaban. alvin menekan gagang pintunya. Tidak dikunci. Alvin masuk. Agni dan ify masih tertidur pulas rupanya.
Alvin menghampiri agni. “hei, ag, bangun,” panggilnya lembut. Ia menepuk-nepuk pipi agni pelan. Agni bergerak, dia mengubah posisi tidurnya ke arah ify. Alvin tersenyum kecil melihatnya.
Alvin duduk di samping agni. “sayang, bangun dong, udah pagi ini,” alvin menggoyang-goyangkan lengan agni. Agni bergerak lagi, sedikit demi sedikit dia membuka matanya, lalu menguceknya.
“alvin?!” seru agni kaget. ia mendudukkan dirinya.
“ssttt..” alvin menempelkan telunjuk di bibirnya. Ia menunjuk ify yang masih tidur.
“ngapain lo disini?” agni memelankan suaranya.
“jogging yuk!” kata alvin semangat.
“gak ikut ah, ngantuk!” agni membaringkan badannya lagi.
“ayolah, bentar aja kok, bangunin ify ya, kita tunggu dibawah,” kata alvin lagi.
“gak sopan lo semua, masuk kamar orang sembarangan, kamar cewek lagi” katanya pelan. Keempatnya hanya cengengesan dan meninggalkannya.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar