Sabtu, 07 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 39

PART XXXIX: Would you marry me?


Alvin menyelonjorkan kaki agni ke sofa, sehingga alvin menggunakan satu tangannya untuk menopang badan agni.
Badan agni semakin panas, alvin meminta bibi mengambilkan obat dan jaket agni
lalu memakaikannya di badan agni.


“sayang, bangun ya, minum obat,” bisik alvin sambil mengelus pipi agni.


Agni membuka matanya perlahan, lalu membangunkan dirinya. “hh.. kenapa vin?” katanya masih ngantuk.


Alvin meregangkan tangannya sebentar. “ini, lo minum obat ya, badan lo makin panas,” kata alvin. agni
mengangguk dan meminumnya.


“gue masih ngantuk,” katanya sambil memosisikan dirinya seperti tadi lagi. “lo pegel ya?”


Alvin menggeleng. “udah, tidur aja,” balas alvin. tanpa anggukan atau jawaban, agni langsung memejamkan
matanya kembali dan terlelap dalam tidurnya.

***

Ray berjalan menghampiri cafy, yeldea, yoshill, dan zahra yang sedang berkumpul di ruang keluarga. Wajahnya
terlihat sangat murung. Dia masih tidak rela agni bersama alvin, tapi mau
bagaimana lagi? dia gak bisa ngubah keputusan agni.


“kusut amat mukanya,” kata cakka.


“tau ah, masih sakit hati gue,” katanya sambil duduk.


“makanya, jangan ngotot, udah sih lupain aja,” kata rio. cakka dan iel mengangguk setuju.


Ray hanya tersenyum tipis. “bukan Cuma itu doang masalahnya, lo semua bukan gue sih. Udah sakit hati, ngeliat
mereka berduaan mulu lagi! emang kata lo enak apa?!”


“iya tuh. Kak alvin sayang banget sih sama agni, pengen gue,” kata ify ngarep.


Cakka menatapnya heran. “lo ngiri fy?” ify mengangguk lemas. “emang tadi alvin ngapain?”


“huaa.. agni tidur dipangku kak alvin, dipeluk lagi, enak banget sih. Kak alvin tuh makan apa sih? Penyayang
banget, beda amat sama kembarannya,” sindir ify, dia sudah benar-benar ngarep
sekarang.


Cakka menatap mata ify lembut, kemudian meraih satu tangan ify dan menciumnya. Ify sedikit bingung dengan
cakka, kenapa tiba-tiba jadi nyium tangannya? Cakka kemudian mengalungkan kedua
tangannya di leher ify, kemudian mencium pipi ify agak lama. Ify benar-benar
senang dengan reaksi spontan cakka ini. ia membalas mencium pipi cakka. cakka
tersenyum.


“jangan ngiri ya fy, biarpun kita kembar, kita kan beda. Gue pasti usaha kok bikin lo seneng,” cakka membelai
rambut ify dan tersenyum.


Ify mengangguk. “sori ya cak tadi,” katanya bersalah. Cakka mengangguk mengerti.


“aih-aih, boleh juga lo kak! keren reaksi lo!” puji dea. Cakka hanya tersenyum menanggapinya.


“yo! Bilangin kak alvin kek kalo mau mesra-mesraan jangan depan kita berempat! Cuma bikin sakit hati aja tau
gak!” kata shilla kesal.


“kok sakit hati sih? Shilla suka ya sama alvin?” tanya rio kecewa.


“bukan itu! Gimana gak bikin sakit hati coba, agni malah enak-enakan tiap hari tiap waktu dimanjain sama kak
alvin, kita bertiga? Beuh, jarang banget ya!” sindir shilla.


Rio menggenggam satu tangan shilla dan merangkulnya, lalu mengelus pipi shilla. “terus? maunya shilla?”


“shilla maunya rio manjain shilla juga kayak kak alvin manjain agni!” tuntut shilla.


“ya gak bisa lah shillaku, rio kan beda sama alvin. kita kan punya cara sendiri buat manjain orang yang kita
sayang. Kalo alvin biasa ngungkapin rasa sayangnya dengan manjain orang itu
secara terang-terangan, rio beda. Rio Cuma bisa bersikap lembut aja sama
shilla, rio gak terlalu bisa manjain shilla kayak alvin manjain agni,” jelas
rio berharap shilla memahaminya.


Shilla mengangguk paham dan tersenyum. “maafin shilla ya rio, udah minta rio jadi kayak kak alvin.” rio
mengacak-acak rambut shilla menanggapinya.


“dea gak minta dimanja juga?” tanya iel. dea menggeleng.


“dea gak mau iel manjain dea karna itu, dea maunya iel manjain dea karna iel mau,” jawab dea.


Iel tersenyum senang. “dea pengertian deh, iel sayang dea,” kata iel sambil memeluk dea. Dea tertawa
kecil.


“ampun deh ya, gue dicuekkin, mendingan gue balik ke swiss deh,” kata zahra yang merasa dicuekkin daritadi.


“swiss? Lo tinggal di swiss juga?” tanya ray baru tahu. Zahra mengangguk.


“wah, kita sama! Kok bisa sih samaan gini?” kata ray tidak percaya.


“jodoh kali!” celetuk ify. ray tidak terlalu menanggapinya. Ia memilih mengobrol dengan zahra daripada ngeliat
cafy, yoshill, sama yeldea berduaan semua, Cuma bikin dia tambah kesel aja.

***

Perlahan, suhu badan agni semakin menurun. Namun makin lama, tubuhnya malah menjadi dingin, wajahnya pun jadi
pucat. Alvin panik. Agni kenapa lagi?


Agni merasakan perutnya sakit sekali, sepertinya kram. Ia merintih kesakitan dan memegangi bagian lambungnya.
“al..vin.. sakit.. perut gue.. sakit banget..” katanya lemah. Alvin
membaringkan agni di sofa, berlutut di lantai menghadap agni.


“agni, sakit kenapa?” tanyanya panik.


Agni tak sanggup membuka matanya saking sakitnya. “hh.. gak tau.. kram.. sakit banget..” rintihnya.


Alvin benar-benar bingung. Ia segera menelepon dokter, mamanya, bu winda, dan yang lain. Ia menggenggam
tangan agni saking takutnya. Ini semua salahnya. Andai saja dia tidak meminta
agni tidur di pangkuannya, pasti agni tidak akan kram dan kesakitan seperti
ini. kenapa dia bodoh sekali sih? Sudah tau tubuh agni sedang kurang sehat
terutama lambungnya, dia malah membuat agni tidur terduduk sampai kram.
Sungguh-sungguh tidak berguna dirinya.


“agni, gue minta maaf, gara-gara gue lo jadi kayak gini,” kata alvin bersalah. Dia terus-terusan meminta maaf
pada agni.


Yang lain segera datang. Dokter memeriksa keadaan agni dan menyembuhkan kramnya. Alvin masih saja menyalahkan
dirinya gara-gara hal ini.


@Kamar Agni


Agni berbaring di tempat tidurnya, alvin masih terus-terusan meminta maaf padanya. Yang lain sudah meninggalkan mereka
berdua daritadi. Alvin menggenggam satu tangan agni dan menciumnya, dia benar-benar
merasa bersalah.


“vin, stop, udah, jangan minta maaf terus, lo gak salah apa-apa,” kata agni menghentikan alvin.


“tapi salah gue ag, kalo gue gak manja kayak gitu lo pasti gak akan kesakitan kayak tadi,” katanya penuh rasa
bersalah.


“salah gue, karna gue kelamaan maen basket terus langsung tidur. Bukan salah lo, udah, gue gak mau bahas ini lagi,”
kata agni menyudahi pembicaraan ini.


Alvin mendadak jadi diam, padahal biasanya cerewet sekali bila bersama agni. Agni menatapnya bingung. Alvin terus-terusan
memandanginya dengan sayu. Agni membalas tatapan alvin. alvin malah menunduk,
tidak berani menatap langsung matanya.


“vin,” panggil agni lemah. “vin, jangan gitu dong. Gue gak suka ngeliat lo diem gini,” lanjutnya lagi. alvin
mengangkat kepalanya, menyunggingkan senyum tipis.


“yaudah, lo istirahat lagi aja ya,” kata alvin berdiri dari tempat duduknya.


“gue udah gak bisa tidur, temenin gue aja sini,” pinta agni. Alvin mengangguk dan kembali duduk di tempatnya,
menemani agni.

***

Selama beberapa hari agni tidak diijinkan sekolah dulu oleh bu winda. Takutnya dia sakit lagi. agni
mengetuk-ngetukkan hapenya ke keningnya pelan. Dari kemarin ini dia disuruh di
kamar terus, gak boleh keluar rumah sama sekali, bahkan keluar kamar saja perlu
ditemani ify, shilla, atau dea. Seperti orang yang sakit parah saja.


Seseorang membuka pintu kamarnya. agni tersenyum, orang yang ditunggunya daritadi sudah datang. Alvin. agni
menarik tangan alvin dan mendudukkannya di karpet, sedangkan dirinya tengkurap
di tempat tidur, memeluk leher alvin, kepalanya sejajar dengan alvin.


“kenapa ag?” tanya alvin.


“maen yuk!” ajak agni semangat.


“maen apa?”


“basket?” alvin menggeleng. “futsal? Voli? Badminton? Atau kita latihan karate aja? Taekwondo? Wushu?”
alvin terus menggeleng, menolak semua yang diucapkan agni.


Agni melepaskan pelukannya, dan duduk sambil cemberut. Dia ingin sekali main diluar, bukannya diam terus di
kamar. Alvin membalikkan posisinya jadi menghadap agni. Kedua tangannya dilipat
diatas pinggir tempat tidur.


“hei, jangan cemberut dong. Kalo maen terus nanti lo sakit,” kata alvin.


“tapi kan gue di kamar terus, gak dibolehin keluar, maen terus darimananya lagi?”


Alvin menghampiri agni dan memeluknya dari belakang, “jangan maen dulu ya, gue gak mau liat lo sakit.”


“tapi gue bosen vin.”


“yaudah, gue temenin lo ya. Kalo bosen panggil gue aja sih,” kata alvin. agni mengangguk.


Alvin menurunkan satu kakinya ke lantai, satu kakinya lagi ditekuk setengah bersila. Agni menyandarkan badannya
ke alvin. satu tangan alvin melingkar di pergelangan pinggangnya, dan satu
tangannya lagi memeluk lehernya.


“vin, kalo kita udah married, sayangnya lo ke gue bakal berubah gak?” tanya agni.


“ya iyalah,” jawab alvin enteng. agni memiringkan kepalanya ke arah alvin, mengernyitkan keningnya. Jarak
keduanya sangat tipis sekali, paling-paling Cuma dua centi jaraknya dengan
alvin, hingga agni harus agak memundurkan kepalanya agar tidak terlalu dekat.


“kok gitu sih? Mendingan gak usah married deh!” kata agni kesal.


“jangan gitu dong. Ya berubah lah rasa sayang gue, jadi lebih sayang lagi sama lo,” jelas alvin. agni mengecup
pipi alvin karna senang.


“hmm.. kalo gini, berarti lo harus nyium pipi gue tiap hari!” seru alvin.


“gak mau! Ada juga elo yang mustinya gitu ke gue!” tolak agni.


“hehe.. gue bakal manjain lo kok tiap hari. Tenang aja sih,” kata alvin.


Setiap agni dipeluk alvin, pasti alvin memeluknya dengan erat. Bahkan membuatnya tidak bisa melepasnya. Senyum
alvin, tawa alvin, tatapan lembut dan dalam alvin padanya, sentuhan alvin,
mengapa begitu menggoda dirinya? Membuat dirinya sendiri tak ingin lepas dari
pelukan alvin. Membuatnya slalu ingin dimanja alvin, disayang alvin.


Alvin mendekatkan wajahnya ke pipi kiri agni, mencium pipi agni lama. Mencoba menyalurkan semua rasa sayangnya
yang meluap pada agni, agar agni bisa merasakannya, agar agni bisa menyerapnya,
memenuhi semua pikiran dan hatinya hanya dengan alvin.


Selalu dan selalu, alvin selalu membuat agni tak dapat berkutik, tak dapat menghindar, tak dapat menolak. Alvin
terlalu memenuhi semua ruang di pikiran dan hatinya. Terlalu membuat rasa
sayangnya ditujukan hanya untuk alvin seorang.


Memang benar kata orang, alvin terlalu sempurna, terlalu mempesona, terlalu menggoda. Apalagi alvin begitu
memanjakannya, begitu perhatian, begitu lucu, begitu penyayang. Agni yakin,
takkan ada orang yang bisa sesempurna alvin.


Ify membuka pintu kamar, dia langsung merutuki dirinya begitu melihat alvin sedang memeluk dan mencium pipi
agni. Kenapa dia tidak mengetuk dulu tadi? Ceroboh sekali. ify menarik pintu
kembali, mencoba menutupnya tanpa diketahui keduanya. Namun sepertinya tak ada
gunanya, agni sudah melihatnya duluan.


Agni menjauhkan wajah alvin dari dirinya, melepaskan semua sentuhan alvin, dia salting gara-gara ify masuk. Alvin
yang belum menyadari kehadiran ify menatapnya kesal dan cemberut.


“ada apa fy?” tanya agni salting. Alvin mengarahkan pandangannya ke arah pintu, dia baru tahu kalau ada ify
disana.


“err.. sori gue ganggu. Gue balik aja deh,” ify berbalik ke arah luar.


“gak usah fy! Lo masuk aja, gue balik dulu deh,” kata alvin tidak enak. Sebelum beranjak dari tempatnya, alvin
berbisik lembut pada agni, “gue sayang sama lo.” agni tersenyum. “gue juga
sayang sama lo,” balas agni berbisik. Alvin membalas senyumannya dan beranjak
meninggalkan agni dan ify.

***

@Ruang Musik


Ray melihat zahra yang sedang memukul drum asal-asalan. Ia menghampirinya. “zah, kalo maen yang bener dong,
pengang tau dengernya,” kata ray sambil menggosok-gosok kupingnya.


Zahra menolehkan kepalanya ke arah ray, lalu tersenyum malu-malu. “hehe, gue gak bisa maen drum, Cuma pengen aja.
Iel udah ngajarin gue tapi guenya gak bisa-bisa,” kata zahra cengengesan.


Ray menggeleng-gelengkan kepalanya. “gue ajarin, mau gak? Dijamin bisa deh,” tawar ray. zahra mengangguk semangat.


“mau! Tapi beneran bisa gak nih?” tanya zahra gak yakin.


“jah, gak percaya sama gue, best drummer se-asia! Udah deh, mau gak?” tanya ray narsis.


Zahra berdecak. “iya deh, ajarin dong,” katanya.


Ray tersenyum kecil dan mengajari zahra memainkan drum. Tangannya memegang tangan zahra mengarahkan kemana zahra
harus memukul. Jantung zahra berdegup kencang, dia gugup karna ray memegang
tangannya.


Ray sendiri tidak menyadari bahwa zahra tidak terlalu mendengarkannya, dia terus mengajari zahra. Ray mencoba
melupakan agni, menghilangkan semua rasa yang dia miliki dengan berdekatan
dengan zahra. Dia tidak ingin zahra hanya jadi pelampiasannya saja, terlalu
jahat bagi zahra nantinya.

***

Cakka menemani ify jalan ke mall. Gak tega juga dia sama ify kalo dicuekkin lama-lama, kejem juga dia, ngebiarin
ify terus-terusan ngiri sama agni.


Ify memeluk lengan cakka dengan gembiranya. Udah lama dia gak jalan sama cakka. “cak, kangen gue jalan sama
lo,” kata ify.


“gue juga kangen jalan sama lo,” balas cakka sambil tersenyum. Ia mengacak rambut ify.


Ify membetulkan rambutnya. Ia menarik cakka untuk duduk di sebuah kursi. “cak, gue sayang sama lo,” ify
memeluk cakka tiba-tiba.


Cakka membelai rambut ify. “iya fy, gue juga sayang sama lo.”


“cak, gimana sih cara lo ngungkapin rasa sayang lo ke gue?” tanya ify.


Cakka berpikir sejenak. “caranya? Gimana ya? Gue juga bingung. Abisan kalo gue ngungkapinnya Cuma lewat tindakan kecil
aja sih. Palingan gue ngerangkul lo, ngasih lo bunga, nyium tangan lo, ya yang
gitu-gitu aja lah,” cakka sendiri bingung kalo ditanya.


Ify tidak puas dengan jawaban cakka. alvin bisa lebih dari itu, alvin bisa meluk agni, alvin bisa
terang-terangan ngungkapin sayangnya dia, kenapa cakka enggak? “yah, gitu
doang? Belajar dari kak alvin kek cak, gue mau kayak agni,” ify menginginkan
perlakuan seperti agni. Dia benar-benar iri pada agni.


Sebetulnya cakka sudah mulai naik darah sekarang, kenapa sih ify selalu iri sama agni? Kenapa sih ify selalu
minta dia kayak alvin? dia cakka! bukan alvin! bukan rio ataupun iel! kenapa
sih ify gak bisa ngertiin dia dikit? Dia selalu usaha biar ify gak kekurangan
kasih sayangnya, gak iri sama yang lain. Tapi apa? Ify masih saja begini,
selalu membandingkannya dengan alvin.


Cakka benci bila harus dibanding-bandingkan. Tidak tahukah ify bahwa dia ini sensitif sekali? tidak tahukah ify bahwa emosinya
gampang memuncak bila dipancing sedikit saja? Kapan sih ify bisa ngertiin dia?


“fy, gue mohon fy, jangan ngebandingin gue sama alvin,” cakka menjaga agar nadanya masih terdengar
lembut.


“gue gak bandingin elo cak! Gue Cuma minta perhatian lo sama kayak perhatian alvin ke agni,” kata ify.


“tapi itu sama aja dengan lo ngebandingin kita fy! Gue gak suka! Gue cakka! bukan alvin! gue punya cara
sendiri buat nyayangin lo! yang pastinya beda sama cara alvin nyayangin agni!”
kalau cakka tidak ingat mereka sedang di mall, cakka pasti sudah marah-marah.


“tapi bagi gue itu kurang cak! Gue pengen ngerasain jadi agni, disayang sampe segitunya. Gue mau lo usaha buat
ngejaga hati gue,” kata ify lirih.


Cakka merengkuh pipi ify, menghadapkan wajah ify ke arahnya. “fy, gue selalu usaha buat nyenengin lo,
buat ngejaga lo, buat pertahanin lo. ngertiin gue fy, gue gak bisa kayak alvin,
gue cakka fy. Lo liat gue, gue cakka, bukan alvin, rio, ataupun iel.”


Ify pasrah saja. Ya, yang dihadapannya ini memang cakka, belahan jiwanya, yang memang gak bisa seperti
tiga kembarannya. Gak bisa jadi rio yang sangat perhatian, gak bisa jadi iel
yang selalu ceria dan dewasa, juga gak bisa jadi alvin yang sangat penyayang.
Dia hanya cakka. cakka yang emosian, cakka yang slalu mencoba mengerti, dan
cakka yang slalu berusaha agar dirinya masih terus nyaman bersama cakka.


“gue udah ngerti cak, udah, gak usah dibahas lagi,” kata ify mengalah. Dia akan mencoba lebih mengerti cakka
mulai dari sekarang. Supaya gak ada lagi adu mulut seperti barusan.


Cakka tersenyum dan merangkulkan tangannya ke leher ify. Berharap ify memang benar-benar mencoba mengerti
dirinya, bukan sekedar mengalah saja.

***

Alvin menghempaskan badannya di tempat tidur agni dan ify. shilla dan dea yang sedang mengobrol bersama agni disana kaget
setengah mati tiba-tiba ada alvin.


“kaget gue kak,” kata dea sambil mengurut-urut dadanya.


“ngagetin aja lo kak, gue kirain apaan,” kata shilla yang kaget juga.


“sori deh kalo kaget, laen kali gak usah kaget kalo tiba-tiba ada gue,” kata alvin setengah tertawa.


“mau ngapain kesini?” tanya agni.


“emang kenapa? gak boleh? Gak ada yang nemenin gue disana, Cuma ada zahra, itu juga ditemenin sama ray,” jawab
alvin kemudian mendudukkan dirinya.


“yaudah, sini aja, ngomongin apa kek, gue aja bosen di kamar mulu,” keluh agni.


Alvin menepuk-nepuk kepala agni pelan. “nanti gue bilangin tante deh biar lo bisa sekolah lagi,” kata alvin.
agni mengangguk kecil.


“kak, ajarin cowok kita dong biar bisa kayak lo,” kata shilla.


“ajarin apaan?” tanya alvin bingung tanpa memandang shilla ataupun dea. Dia malah sibuk maen-maenin poni agni.


“ajarin biar mereka bisa manjain kita kayak lo lah!” jawab dea kesal.


Alvin menatap keduanya heran. tangannya masih memain-mainkan poni agni. “ya mana bisa lah! lo gak tau aja sih
mereka tuh paling gak suka yang namanya diceramahin sama gue!” tolak alvin
mentah-mentah.


“trus mereka harus digimanain biar mau manjain kita?” tanya shilla.


“gak akan bisa mau diapain juga! Mereka emang udah gitu dari sananya, jadi ya kadar sayang mereka Cuma sampe
sebates itu,” kata alvin enteng. Shilla dan dea jadi putus asa.


“ih! Tangannya bisa diem gak sih!” agni menepiskan tangan alvin dan membetulkan poninya.


Alvin tertawa kecil melihatnya. Melihat poni agni yang sudah rapi kembali, dia malah mengacaknya lagi. agni
manyun pura-pura ngambek. Alvin malah tertawa melihatnya. Lucu sekali. ia
segera merapikan poni agni kembali dan menepuk-nepuk pipi agni pelan.


Shilla dan dea lama-lama jadi kebal juga ngeliatnya. Tontonan seperti ini jadi kurang efeknya ke mereka. Saking
seringnya mereka ngeliat kali ya.


“kak, manjain kita juga dong,” kata dea ngarep. Alvin jadi beneran bingung. Napa ni anak dua jadi minta dia
manjain? Kayak gak punya cowok aja sih.


“manjain? Gimana caranya?” alvin bingung kalo disuruh, biasanya dia manjain agni tuh karna pengen.


“ya elah kak, lo kan tiap waktu manjain si agni, pake nanya caranya lagi!” seru shilla sambil
mengetuk-ngetukkan jarinya ke tempat tidur.


“tapi gue manjain dia kan karna gue sayang sama dia, lah kalo gue ke lo berdua, mana bisa?” alvin menggenggam
tangan kanan agni dan menciumnya.


“ya kayak gitu aja lah kak! pusing-pusing amat sih!” dea kesel juga sama alvin.


Alvin mencubit pipi dea gemes. “ihh! Lo tuh gemesin banget sih ya! Gue tuh gak bisa manjain lo berdua! Minta
sono ke rio sama iel!” Dea mengusap-usap pipinya.


Agni membuang mukanya, malas melihat yang beginian. Alvin melihatnya, ia mengelus pipi agni. Agni menepisnya kasar. “tuh
kan, gara-gara lo dia jadi jealous,” kata alvin, menatap dea kesal.


“ya sori lah kak, ag,” kata dea bersalah.


Alvin memeluk leher agni dengan satu tangannya dari samping, satu tangannya lagi diletakkan di pundak agni. Ia
mendekatkan wajahnya, berbisik pelan hingga Cuma agni yang bisa mendengarnya,
“jangan marah ya sayang, gak lagi-lagi deh.”


Agni mengangguk. Alvin meletakkan kepalanya di atas tangannya yang ada di pundak agni, memiringkan kepalanya ke
arah samping, berlawanan dengan arah ke shilla dan dea, memejamkan matanya. Dia
ngantuk sekali, kecapekan karna fitting baju kemarin.


>>FLASHBACK


Alvin dan agni sedang mencoba berbagai jas dan gaun untuk pernikahan mereka yang tinggal satu minggu lagi. sayangnya
belum ada yang cocok daritadi, sehingga dari pagi sampai malam mereka
terus-terusan nyobain berbagai warna, berbagai style, tapi gak ada yang ngepas
juga.


Keduanya menghempaskan badan di sofa, sementara orangtua mereka lagi sibuk nyariin baju yang cocok. Pak duta
sama pak joe nyariin jas buat alvin, sementara bu winda dan bu ucie nyariin
gaun buat agni.


Agni menghembuskan napas capek. “capek, ribet amat sih, gak slesai-slesai daritadi,” keluh agni. Alvin meraih
tangan agni dan menggenggamnya.


“sama. napa gak ditentuin aja sih warnanya,” kata alvin yang sudah benar-benar kecapekan.


“tau tuh. Kita aja dah yang nentuin. Mau warna apa?” agni memiringkan posisinya menghadap alvin.


“gold aja,” kata alvin sambil memainkan jemari agni yang digenggamnya.


“gue maunya silver,” kata agni.


“yaudah digabung aja, jadi gold and silver, gimana?” alvin lagi gak ada tenaga buat nolak atau bantah, dia
setuju-setuju aja dah. Agni mengangguk.


Agni berjalan ke arah orangtua mereka dan mengutarakan pendapatnya dengan alvin. keempatnya mengangguk setuju.
Senang karna pada akhirnya dua anak ini mau ikutan ngurusin.


Biar cepet, mereka berdua mau milih sendiri aja. Tapi gak disangka, disana banyak banget yang warnanya gold dan
silver. Alvin mengambil satu stel jas berwarna gold dan menunjukkannya pada
agni.


“terlalu mencolok,” komentar agni. Alvin mengambil lagi satu stel jas berwarna silver. “terlalu gelap,” komentar
agni lagi. alvin terus mengambil dan menunjukkannya pada agni, namun agni terus
saja mengomentarinya.


“udah deh lo aja yang nyariin,” kata alvin putus asa. Dia melihat jam tangannya. Gila, udah jam 2 pagi.


Dengan gesit, agni mencari, melihat-lihat setiap jas, hingga sekitar setengah jam kemudian, dia menjatuhkan
pilihan ke satu stel jas yang berwarna silver berpadu gold. Dia menunjukkannya
pada alvin. alvin langsung mencobanya. Dan ya, pas sekali untuk alvin.


“gini dong, bagusan,” kata agni. “gantian lo yang nyariin buat gue,” kata agni.


Alvin berjalan ke lemari yang isinya gaun semua, banyak sekali macam modelnya. normal"">Ckck, ribet amat sih baju cewek, kebanyakan model, batinnya. Dia
melihat-lihat, ada sebuah gaun yang warna gold dan silvernya mencolok sekali. iuh.. too over.. komentarnya dalam hati.


Sejuntai gaun menarik perhatiannya. Warna silver dan goldnya pas sekali dengan stelan jasnya tadi. Alvin segera
mengambilnya dan memberikannya pada agni. Agni segera mencobanya.


“cantik,” komentar alvin yang terpesona dengan keserasian gaun pilihannya dan agni.


Agni tersenyum. “yaudah ini aja, selesai kan semuanya? Ngantuk gue, udah jam 4,” kata agni. Alvin mengangguk dan
memberitahu orangtua mereka akan pilihan gaun dan stelan jasnya.


>>FLASHBACK


“ngantuk vin? tidur aja,” kata agni. Alvin mengangguk. “tidurnya disini aja, ntar kita pindah deh,” kata agni
lagi.


“gue mau tidur begini aja, jangan ditinggal,” kata alvin manja.


“nanti lo pegel kalo gini terus,” kata agni gak tega.


Alvin tidak menjawabnya, ia menjatuhkan tangannya ke atas kaki agni. “yaudah, tidur aja,” kata agni, ia
mengusap-usap tangan alvin. tidak sampai setengah menit, alvin sudah terlelap
dalam tidurnya.


“manja amat, tapi lucu,” komentar dea gemes.


“ya, udah gue bilang kan, dia tuh lucu, lo semua aja yang gak nyadar,” kata agni.


“ag, tuker posisi yuk, lo sama rio, gue sama kak alvin! gimana?” kata shilla yang mulai ngelantur.


“enak aja! Gak mau! Rio mah terlalu kalem buat gue!” tolak agni.


“iel?” tanya dea.


“iel lagi, terlalu dewasa buat gue!”


“kalo cakka?” tanya ify yang baru membuka pintu, daritadi dia mendengarkan pembicaraan mereka.


“cakka? terlalu labil,” komentar agni lagi.


“terus? kalo kak alvin?” tanya ketiganya.


“kalo alvin sih gue mau, secara dia manjain gue banget,” kata agni bangga.


“sejak kapan lo jadi manja? Drastis banget lo, dulu gak ada manja-manjanya tuh, terus sekarang napa jadi manja
banget?” tanya dea heran.


“sejak kapan ya? Hehe.. sejak dia jadi cowok gue kali,” jawab agni.


“ckck.. bisa ngaruh gitu ya, gue aja gak ada berubah-berubahnya tuh sama rio,” kata shilla.


“kata siapa gak ada? Ada lagi! lo juga jadi lebih manja dikit!” kata ify.


“lo juga berubah fy, jadi lebih sabar dikit,” kata dea. Ify mengangguk. Pembawaan cakka yang emosian membuatnya
jadi harus bersabar.


“lo juga de, jadi lebih ceria,” kata agni. Dea mengangguk. Ternyata sikap cowok mereka juga bisa ngebuat sikap
mereka berubah.

***

Agni terbangun karna mencium wangi bunga white lily. Ia membuka matanya. Kenapa jadi ada wangi bunga white lily? Tepat didepan
wajahnya, ada setangkai white lily dan secarik kertas. Agni mendudukkan dirinya
dan membaca kertas itu.


Kertas silver yang ditulisi dengan tinta emas,


mso-ansi-language:IN"">Bergetar hatiku saat kuberkenalan dengannya

mso-ansi-language:IN"">Kudengar dia menyebutkan nama dirinya

mso-ansi-language:IN"">Sejak kubertemu ku telah jatuh hati padanya

mso-ansi-language:IN"">Di dalam hati telah menjelma cinta

mso-ansi-language:IN"">Dan bawalah daku slamanya

mso-ansi-language:IN"">Dalam mimpimu, di langkahmu serta hidupmu

mso-ansi-language:IN"">Genggamlah daku kini juga nanti

mso-ansi-language:IN"">Harapan dihatiku

mso-ansi-language:IN"">Bawalah diriku slamanya

color:#FFCC00;mso-ansi-language:IN"">

Agni menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. Dia tahu pasti tulisan siapa ini. Siapa lagi kalau bukan
alvin? agni segera bersiap ke sekolah, dia tidak sabar menemui alvin.


Agni berangkat sendiri pagi ini, yang lain sudah duluan semua. Di dashboard mobilnya, agni menemukan setangkai
white lily lagi dan secarik kertas. Agni membacanya.


mso-ansi-language:IN"">Kau membuatku merasakan

mso-ansi-language:IN"">Indahnya jatuh cinta

mso-ansi-language:IN"">Indahnya dicintai

mso-ansi-language:IN"">Saat kau jadi milikku

mso-ansi-language:IN"">Oh takkan kulepaskan

mso-ansi-language:IN"">Dirimu oh cintaku

mso-ansi-language:IN"">Teruslah kau bersemi di dalam lubuk hatiku

mso-ansi-language:IN"">

Ada apa ini? tumben sekali alvin begini. Walaupun begitu, agni sangat senang, semakin lama alvin semakin
menunjukkan rasa sayangnya, apalagi 3 hari lagi mereka akan married.

***

@SMA AS


Agni mengambil white lilynya dan membaca kertas yang ada diatas mejanya.


mso-ansi-language:IN"">Selama jantungku masih berdetak

mso-ansi-language:IN"">Selama itu pula engkau milikku

mso-ansi-language:IN"">Selama darahku masih mengalir

mso-ansi-language:IN"">Cintaku pasti takkan pernah berakhir

mso-ansi-language:IN"">

Agni segera berlari ke kelas alvin. tak ada alvin disana. Agni berjalan kembali ke kelasnya dengan kecewa.
Tampaknya white lilynya agak aneh. Agni mengamatinya. Pantas saja! Ada tulisan
emas di tangkainya. ‘gue sayang sama lo’ secara berturut-turut hingga membentuk
garis melingkar di tangkainya dari atas sampai bawah. Agni tersenyum senang.


Sepanjang pelajaran, agni terus-terusan tersenyum. Shilla, ify, dan dea memandangnya aneh. Kesambet apa
ni anak? “hoi ag!” seru ify sambil menepuk bahu agni.


“kenapa?” tanya agni. Terlihat sekali rona kebahagiaan terpancar dari auranya.


“seneng amat lo? kenapa?” tanya dea penasaran.


“ada deh!” jawab agni. “lo liat alvin gak?” tanyanya. Yang lain menggeleng. Agni mencoba menghubungi alvin,
namun tidak diangkat, disms tidak dibalas.


Agni mengambil 2 tangkai white lily yang dia simpan dalam tas. Mengamatinya. Yang satu bertuliskan semua janji
alvin padanya. ‘gue akan slalu ngebuat lo seneng, ngejaga lo, ngelindungin lo,
buat lo senyum, dan ngisi hari lo’


Sedangkan yang satunya lagi bertuliskan ‘Alvin-AlNi-Agni’. Agni berjalan ke kelas alvin. dia penasaran
dengan alvin. gak ada? Alvin kemana sih? Agni menghampiri meja alvin, ada white
lily lagi disana.


mso-ansi-language:IN"">Cinta, akan kuberikan

mso-ansi-language:IN"">Bagi hatimu yang damai

mso-ansi-language:IN"">Cintaku, gelora asmara

mso-ansi-language:IN"">Seindah lembayung senja

mso-ansi-language:IN"">Tiada ada yang kuasa

mso-ansi-language:IN"">Melebihi indahnya nikmat bercinta


“cak! Yo! Yel!” panggil agni. Ketiganya menoleh ke arah agni. “alvin mana?” tanyanya.


Ketiganya hanya mengangkat bahu. “mana gue tau, daritadi pagi udah gak ada,” jawab rio.


“dari pagi?” ketiganya mengangguk.


“yap, tau dah dia kemana, tadi dia ninggalin pesen katanya dia gak masuk hari ini, mau ngurusin urusan kantor
dulu,” jawab iel.


“urusan kantor?” agni berjalan keluar. Dia membaca tulisan alvin di tangkai, ‘let me stay in your heart, your
mind, your soul’. Agni mengira-ngira alvin ada dimana sekarang, dia tidak
begitu yakin kalau alvin ada di kantor.

***

Pulang sekolah, agni melajukan kendaraannya ke kantor. Tidak peduli dia masih mengenakan seragam, gak akan ada
yang berani negur dia. agni membuka ruangan alvin. kosong. tuh kan, dia emang
gak ada disini. Agni menghampiri meja alvin, mengambil white lilynya dan
kertasnya.


mso-ansi-language:IN"">Kau buat aku bertanya

mso-ansi-language:IN"">Kau buat aku mencari

mso-ansi-language:IN"">Tentang rasa ini aku tak mengerti

mso-ansi-language:IN"">Akankah sama jadinya bila bukan kamu

mso-ansi-language:IN"">Lalu senyummu menyadarkanku

mso-ansi-language:IN"">Kau cinta pertama dan terakhirku


‘jam 8 malem, di tempat biasa’ itu yang tertulis ditangkainya. Agni tahu kemana dia harus bertemu dengan alvin.
dia tidak sabar untuk bertemu dengan alvin.

***

Jam 8


Agni mendatangi tempat yang dimaksud alvin. padang ilalang tempat keduanya saling berbagi masalah, bolos
saat sekolah. Agni menaiki datarannya, mengikuti jalan setapak yang sengaja
dibuat.


Jalan setapak yang dikedua sisinya ada barisan mahkota bunga lily yang ditengahnya diberi lilin sebagai penerang.
Agni penasaran dengan ini semua, apa yang telah dibuat alvin? agni terus
mengikuti jalan setapak itu, dan berhenti di atas.


Amazing. Kesan pertama agni begitu melihatnya. Lilin-lilin white lily tersebar di sana, membentuk tulisan ‘ALNI’.
Terlebih lagi disekelilingnya semua rerumputan sudah diberi glitter silver dan
gold.


“gimana? Bagus kan?” kata seseorang dari belakang agni. Alvin. agni berbalik.


Alvin sama sepertinya, memakai pakaian biasa, bukan pakaian yang formal. Karna alvin tahu, pasti agni kesini
dengan pakaian biasa. Alvin mendekat ke arah agni. Ia menggenggam satu tangan
agni, mendekatkannya ke dadanya.


“would you marry me? Be loyal to be with me? Together until the death separates us? Give me your smile everyday?
Put me in you mind and your heart? Be the only one I loved and be loved? Be the
one that I always hold tightly and never let go?” alvin mengakhiri semua
ucapannya dengan senyuman manis.


Agni terkejut dengan tujuan alvin melakukan semua ini, hanya untuk melamarnya? Bukankah 3 hari lagi mereka akan
married? Kenapa pake lamaran segala? Namun agni tak terlalu mempedulikan
pertanyaan-pertanyaan itu. Dengan yakin dia menjawab sambil tersenyum, “I
would.”


Alvin mendekatkan dirinya dengan agni. Kedua tangannya memeluk pinggang agni erat, sedangkan agni mengalungkan
kedua tangannya di leher alvin. alvin lebih mendekatkan dirinya, membuat
keduanya melekat. ia menatap agni begitu lembut, memiringkan kepalanya perlahan
ke arah agni, menghapuskan segala jarak yang ada diantara mereka.

***

Alvin merapikan pakaian yang dikenakannya, jas soft silver, dengan dalaman soft gold dan sparkling silver,
amat berpadu dengan celana panjang soft silver dan sepatu dark silver. Entah
sudah berapa kali dia bercermin, meyakinkan dirinya bahwa hari ini dia terlihat
amat tampan. Bahwa ia takkan mengecewakan semua tamunya, terutama agni dan
keluarganya.


Di ruangan yang lain, agni baru selesai ditata rambutnya. Sebagian rambutnya dikeriting dan agak dinaikkan,
sedangkan sisanya dibiarkan lurus dan tipis mengisi jarak antara kepala dan
pundaknya. Gaunnya, soft silver dengan sparkling gold berpadu jadi satu,
membentuk kesatuan warna yang unik. Terlihat begitu menarik perhatian, begitu
cocok dengan agni.

***

3 ballroom hotel sudah dipenuhi oleh para undangan. Sesuai dengan tema yang diusung oleh alni, silver and gold,
seisi ruangan itu dipenuhi hiasan berwarna silver dan gold. Tak lupa
bunga-bunga white lily ikut menghiasi ruangan.


Alvin dan agni berada di tengah ruangan, keduanya bergandengan tangan. Tampak serasi sekali, begitu menarik
perhatian. Hampir semua undangan sudah menyalami mereka, memberikan selamat. Cafy,
yeldea, yoshill, dan zahray menghampiri keduanya. Menyimpan decak kagum melihat
tampilan keduanya.


“selamat ya kak, ag! Kita doain langgeng ampe tua ya!” kata shilla mewakili semuanya. Alvin dan agni hanya
tersenyum menanggapinya. Mereka bergantian menyalami keduanya.


“liat cincinnya dong,” kata dea.


Cincin yang berbeda tentunya dengan cincin pertunangan mereka. Cincin pernikahan mereka kali ini terbuat dari emas
dan berukir ‘AlNi’ ditengahnya. Ukirannya sendiri pun dilapisi dengan serbuk
berlian. Tentunya yang membuat cincin ini alvin sendiri.


“wah, keren,” tanggap dea.


“kak, undangannya banyak amat,” kata shilla yang bingung kenapa banyak sekali yang datang.


“iyalah, kalo kita berdua doang sih dikit, palingan Cuma seribu undangan. Tapi kan ortu kita neng, relasinya
banyak, jadinya undangannya banyak banget deh,” jelas alvin.


Shilla mengangguk mengerti. Ada 5000 undangan lebih kali yang disebar. Secara, anak keluarga terkaya, gimana
gak banyak coba relasi orangtuanya. Ckckck..


Kedelapannya meninggalkan alvin dan agni berdua. Alvin menatap agni penuh kekaguman. “cantik ag, cantik banget,”
puji alvin sambil tersenyum.


“lo keren banget vin, ganteng banget,” balas agni. Alvin senang dipuji seperti itu.


Alvin mengangkat tangan kanannya dan menjentikkan jarinya. Seketika ruangan jadi gelap, hanya pakaian alvin dan
agni yang masih berkilau dan terlihat. Alunan musik dansa pun mengalun. Semua
undangan masih bingung dengan yang terjadi.


Alvin membalikkan tangannya ke arah agni sambil tersenyum manis, agni mengangguk dan meletakkan tangannya diatas
tangan alvin. alvin menuntunnya hingga benar-benar ada di tengah ruangan. Alvin
meletakkan kedua tangannya di pinggang agni. Sementara agni meletakkan kedua
tangannya di bahu alvin.


Seperti de javu bagi mereka, posisi ini sama seperti saat mereka berdansa di bali. Lampu sorot menyala ke arah
keduanya, membuat yang lain sontak melihat ke arah cahaya itu. Keduanya
berdansa sambil bertatapan dan tersenyum. Cafy, yeldea, yoshill, dan zahray
mengikutinya, membuat semua undangan mencari pasangan untuk berdansa.


“selalu dan selalu, keanggunan tak terhingga dari seorang agni. Mampu membuat seorang alvin jatuh hati dan
terpesona. Tak peduli dengan apa yang dikatakan orang tentang agni. Baginya,
agninya adalah agni yang anggun, yang baik, yang perhatian, dan mempesona.
Takkan pernah berubah, selamanya, akan selalu begitu agni di mata alvin,” ucap
alvin berbisik.


“sempurna, satu kata yang menggambarkan seorang alvin di mata agni. Tak peduli berapa titik lemah yang
diungkapkan orang tentang alvin, alvin kan tetap sempurna dimatanya. Ribuan
pujian takkan mampu ungkapkan semua kagumnya. Hanya satu kalimat yang ingin ia
ucapkan pada alvin, yang mungkin akan bisa ungkapkan semuanya. I love you,
you’re the best, for now and forever,” balas agni.


Keduanya tersenyum. Alvin menghentikan dansa keduanya, ia menggenggam tangan agni, membawanya tepat ke
depan pintu masuk acara. Alvin menjentikan jarinya sekali lagi, dan membuat
terdengar bunyi letusan.


Semua undangan kaget dan berjalan cepat ke arah sumber suara. Agni sendiri terperangah dengan apa yang dibuat
alvin. Dari dalam, mereka semua bisa melihat letusan-letusan kembang api, yang
membentuk tulisan, ‘I Love You Agni’. Tuk sementara, semua hanya diam dan
mengamati, kadang decak kagum terlontar dari mulut mereka.


Letusan yang terakhir, membentuk tulisan, ‘Alvin Love Agni’. Semuanya langsung bertepuk tangan. Indah sekali.
Agni memeluk alvin saking senangnya. Siapa yang tidak senang kalau pasangannya
seperti alvin? Yang begitu romantis dan sempurna?


“sekali lagi, gue ngiri berat sama agni,” kata dea, shilla, dan ify yang masih terpesona dengan kembang api tadi.


“si alvin itu otaknya dibuat dari apa sih? Kok beda banget sama kita,” decak iel kesal.


“tau tuh, kerjaannya bikin kita ama cewek kita ribut mulu gara-gara ngiri” kata rio ikut-ikutan.


“untung tu anak dua bakal pisah dari kita. Kalo enggak, beuh, putus kita lama-lama dari mereka,” komentar
cakka.


Cafy, yeldea, yoshill, dan zahray menghampiri alni lagi. “vin, lo dapet ide gini darimana?” tanya iel.


Alvin menatapnya heran. “ya dari gue sendiri lah! Dari siapa lagi?”


“gak percaya gue kalo lo yang bikin ini semua. Kok lo beda banget sih dari kita? Kembaran kita bukan sih lo?” kata
rio asal.


“ya iyalah kembaran lo! Lo gak liat gue ama cakka mirip gini? Makanya pak, jangan jalan mulu kerjaan lo! Baca buku
kek, nonton tv kek, browsing internet kek!” kata alvin gedeg. Iel, rio, dan
cakka mencibir kesal. Mereka gak suka diceramahin sama alvin soal ginian.


“ag, ayolah, tukeran yuk! Gue sama kak alvin ya, lo sama cakka ya,” pinta ify memelas.


“heh! Ogah! Gak mau! Enak aja lo! Lagian, kesambet apaan lo minta tukeran, bukannya kemaren ni lo nolak
abis-abisan ya sama yang namanya married masih sekolah?” kata agni heran.


“tapi kalo sama kak alvin gue mau deh! Yayaya?” desak ify.


“iya, boleh, tapi sama alvin yang laen aja ya, yang ini punya gue,” kata agni kesal. Ify menggerutu kesal.


Betapa beruntungnya agni, bagi ify, alvin itu jauh lebih baik dari cakka, rio, ataupun iel. Alvin terlalu
penyayang, dia ingin diperlakukan seperti itu oleh cakka. Tapi apa boleh buat,
cakka dan alvin memang berbeda. Cakka gak mungkin seperti alvin yang romantis
abis, cakka juga gak mungkin memanjakan dia. Iel, dia terlalu sabar, kalo ify
jadi dea, pasti dia udah putus sama iel dari kapan tau. Iel terlalu bersabar
dalam huibungannya dengan dea, gak ada agresif-agresif sedikitnya. Rio, bagi
ify, rio terlalu lembut, terlalu memperlakukan shilla seperti adiknya. Bila ify
dengan rio, dia juga mungkin udah lama putus.


Cakka, yang sekarang mengisi harinya, yang dengan segala kelemahannya, tak bisa membuat ify ingin putus
sekalipun dari cakka. Ya, mereka memang kembar, namun mereka tetap berbeda.
Masing-masing dari mereka punya kelemahan dan kelebihan tersendiri, yang
membuat mereka menarik dan unik.


Alvin dan agni, keserasian dan kecocokkan keduanya selalu dapat membuat yang lain iri. Alvin yang selalu
memanjakan agni, dan agni yang selalu perhatian pada alvin. Keduanya selalu
saling memanjakan, membuat mereka sama sekali tak bisa terpisah. Akan selalu
bersama, selama-lamanya.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar