Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 19

PART XIX: Pertengkaran?
Alvin mengangkat kepalanya, menatap ketiga kembarannya, iel, rio, dan cakka, yang selalu share sama dia, yang selalu manjain dia, yang selalu baik sama dia, kenapa dia gak share sama mereka? Karna dia gak mau ngerepotin mereka, dia gak mau ngebuat mereka ngerasain pedihnya, takutnya, sakitnya, frustasinya, dan tertekannya dia. Dia Cuma ingin terlihat bahagia di depan mereka, membagi kisahnya yang bahagia, dan memendam sakitnya dalam hati. Alvin memaksakan senyumnya.
“gue udah gak papa kok,” katanya.
“lo beneran gak mau share sama kita?” tanya iel. alvin menggeleng pelan.
Cakka berdiri menjauh, menatap alvin marah dan menunjuk-nunjuk alvin. “sampe kapan vin? Sampe kapan lo mau diem kayak gini terus?! Gue benci lo vin! Gue benci lo yang gak jujur, gue benci lo yang gak pernah bisa share, gue benci sama lo yang selalu ingin keliatan seneng di depan kita, padahal lo sedih kan?! gue benci sama lo vin! Kenapa gue harus punya kembaran kayak lo! Kembaran yang benci dirinya sendiri!” cakka berteriak, intonasinya semakin lama semakin tinggi, membuat orang-orang kaget dan mendekati kamar itu dan menguping. Semua ini sudah cukup bagi cakka, dia gak tahan sama sikap alvin.
“cukup cak!!” gantian rio yang berteriak. “kasian alvin! lo gak bisa kayak gini juga cak! Alvin punya privasi! Terserah dia mau share atau gak!” orang-orang diluar mendengar pertengkaran hebat itu. Mereka cukup kaget ketika mendengar teriakan seorang rio, yang selalu lembut, kini berteriak dengan emosi yang meluap-luap.
Alvin menatap mereka, lalu segera berdiri di tengah mereka. “cukup,” katanya pelan. Iel hanya bisa menatap kesal ketiga adiknya ini, terutama cakka, yang emosinya gampang memuncak.
Cakka mendorong kedua bahu alvin ke arah rio. “CAKKA!!” lengking rio. “dia kakak lo! Yang sopan!” teriaknya lagi.
“kakak gue? dia bukan kakak gue! yang gue kenal, kakak gue, alvin, dia gak akan lemah kayak gini, dia kuat, dia gak akan pernah nunjukkin kelemahannya didepan orang lain! Tapi ini, dia siapa? Dia lemah, dia gak kuat, dan sekarang, lo liat, dia nunjukkin kelemahan yang selalu dia tutupin dari orang lain! Dia bukan kakak gue! dia bukan alvin! gue mau kakak gue, alvin, bukan dia!” cakka terus menaikkan intonasinya, rio baru membuka mulut bersiap membantah, namun alvin langsung menghentikannya.
“CUKUP! GUE BILANG CUKUP!! CAKKA!! MINTA MAAF SAMA RIO!” teriak alvin marah, matanya menatap cakka tajam.
“GAK!”
“CAKKA! Hargain gue! gue kakak lo! Gue emang kakak lo, yang benci sama diri gue sendiri, yang selalu pengen ngeliat lo semua bahagia, gue yang selalu tertekan, dan gue yang sempet lemah tadi. tapi lo gak berhak kayak gini cak! Hormatin kita! Hargain kita! Gue janji cak, gue gak akan pernah kayak gini lagi, gue akan berusaha jadi kakak yang baik buat lo, jadi adek yang nurut sama rio dan iel, dan gue akan berusaha untuk bisa ngebuka hati gue sekarang, gue akan berusaha untuk gak mendam semua ini sendiri,” teriakan alvin yang kencang kemudian berangsur pelan.
Iel berjalan ke arah ketiganya. “udah, jangan berantem lagi, gue gak suka ngeliatnya,” iel kemudian merangkul mereka bertiga.
“maafin gue vin, yo, yel, gue Cuma mau ngungkapin kekesalan gue, dan gue pengen balikin alvin yang kuat,” kata cakka lirih. Alvin dan rio menepuk bahu cakka.
***
Besok semua akan kembali ke sekolah, hari ini acara terakhir, rio, shilla, cakka, dan ify yang mengisi acara menampilkan yang terbaik.
Cakka dan ify memainkan piano berdua, tentu saja dengan lagu andalan mereka, ‘Rhythm of Our Loves’ hanya saja, nadanya sedikit berbeda sekarang, menjadi lebih ceria karna mereka kini benar-benar bersatu. Penonton bertepuk tangan meriah, permainan yang sangat indah dan membuat suasana orang yang mendengarnya ikut bahagia.
Rio dan shilla, mereka menyanyikan lagu Cinta Kita.
Rio:
Inilah aku apa adanya
Yang ingin membuatmu bahagia
Maafkan bila ku tak sempurna
Sesempurna cintaku padamu

Shilla:
Ini cintaku apa adanya
Yang ingin selalu di sampingmu
Ku tahu semua tiada yg sempurna
Di bawah kolong langit ini

Rio&Shilla:
Jalan kita masih panjang
Ku ingin kau selalu disini
Biar cinta kita tumbuh harum mewangi
Dan dunia menjadi saksinya
Untuk apa kita membuang-buang waktu
Dengan kata kata perpisahan

Demi cinta kita aku akan menjaga
Cinta kita yg telah kita bina
Walau hari terus berganti hari lagi
Cinta kita abadi selamanya

Jalan kita masih panjang
Ku ingin kau selalu disini
Biar cinta kita tumbuh harum mewangi
Dan dunia menjadi saksinya
Untuk apa kita membuang-buang waktu
Dengan kata kata perpisahan

Demi cinta kita aku akan menjaga
Cinta kita yg telah kita bina
Walau hari terus berganti hari lagi
Cinta kita abadi selamanya
Tak kalah dengan cakka dan ify, tepuk tangan untuk mereka lebih meriah lagi, apalagi banyak orang yang bersorak. Chemistry mereka dapat sekali, karna sepanjang lagu, mereka terus bertatapan.
***
“yel, kemaren gue denger dari orang-orang kalian berantem ya di kamar?” tanya dea.
“Cuma sedikit pertentangan aja kok,” kata iel tenang.
“emang siapa yang bertengkar?”
“cakka, rio, sama alvin.”
“tapi gak papa kan?” dea khawatir. iel mengangguk.
“besok jam 3 siang kita take off,” kata iel.
“oke, nanti gue bilangin yang laen,” kata dea.
***
“ternyata bener, kemaren mereka bertengkar,” kata dea.
“siapa yang bertengkar?” tanya shilla. Dia menduga sepertinya rio.
“cakka, rio, sama alvin.”
“kok bisa?” tanya ify.
“gak tau, iel gak mau cerita.”
“ag, lo gak khawatir sama kak alvin?” shilla khawatir sendiri dengan agni, sejak dia marah sama alvin, dia belom ngomong sekalipun. Agni menggeleng. Shilla menghela nafas pasrah. Dia gak tau musti gimana lagi biar agni ngomong lagi.
Sejak kemarin, agni merasakan galau dalam hatinya. Ia terus menanyakan sendiri pada hatinya. Alvin bilang sayang sama dia, tapi dia gak tau sendiri perasaannya gimana. Tapi yang dia gak suka, alvin rela kalo mereka ketauan udah tunangan. Tapi agni? Dia gak suka, bisa-bisa dia dikerjain lagi sama aren, dia tau waktu itu aren yang ngerjain dia, karna dia denger aren ngomongin itu waktu dia lagi latihan basket. Agni juga gak mau secepat ini ngakuinnya, dia pengen free dulu, dia pengen ngerasain gimana rasanya punya cowok, yang dia sayang.
Dan itu bukan alvin. sebenernya dia juga sayang sama alvin, tapi dia membentengi hatinya akan rasa itu. Dia gak mau sayang dulu sama alvin, dia terus-terusan membohongi hatinya dengan memikirkan bahwa rasa sayangnya itu Cuma sebagai kakak. Dia pengen rasa sayang tulus dia ke alvin itu nanti, entah kapan itu, tapi dia gak mau sekarang. Selama ini agni memang sering merasa deg-degan kalo deket sama alvin, rasa di hatinya memang ada cukup banyak untuk alvin. tapi dia gak mau alvin ngedapetin dia dengan semudah itu, dia mau nguji ketulusan alvin. Agni bingung dia harus berbuat apa sekarang.
***
@Bandara
“cerita dong, lo bertiga berantem kenapa,” rayu ify.
“gak, kita gak bisa cerita, ini privacy alvin,” kata rio tegas. Alvin tersenyum mendengarnya.
@Pesawat
Sama seperti saat berangkat, rio duduk dengan shilla, ify dengan cakka, iel dengan dea, dan alvin dengan agni.
Kecanggungan antara alvin dan agni menyebar ke sekitar mereka, terutama yang terkena imbasnya mereka berenam. Mereka tidak berani berbicara dengan suara normal, hanya berbisik saja.
Alvin yang duduk dekat jendela terus menatap jendela. Karna jendela itu kaca, maka ia dapat melihat pantulan bayangan agni yang duduk terpisah 1 bangku darinya.
“lo semua kalo mau ngomong ya ngomong aja, gak usah bisik-bisik gitu,” kata agni yang risih daritadi. Keenamnya langsung mengobrol dengan suara normal.
Agni yang daritadi menulis-nulis di bukunya melirik ke alvin. “alvin,” panggilnya. Alvin menoleh. Agni berpindah duduk tepat ke sebelah alvin. dia menghadap alvin. “gue mau ngomong sama lo, penting,” katanya serius.
Alvin menghadap agni. “gue juga sayang sama lo vin, tapi baru sebagai kakak,” katanya pelan, agar hanya alvin yang bisa mendengarnya. Alvin yang hatinya senang mendengar agni juga menyukainya langsung hancur begitu tau hanya sebagai kakak. “hah? Kakak?”
“ya.. sebagai kakak, dan gue mohon, vin, jangan sampe orang laen tau kita tunangan,” katanya memohon.
“tapi gue sayang sama lo lebih dari sebagai adek ag, gue tulus sayang sama lo, sebagai tunangan gue,” alvin memandang agni berharap.
“gue ngerti vin, tapi gue sendiri, gue belom ngerasa sayang sama lo sebagai tunangan gue, sebagai cowok gue, sayang gue baru sebagai kakak, maafin gue vin,” katanya lirih.
Alvin menghempaskan badannya. Ia menghela napas. “kalo gitu, gue akan berusaha ag, supaya rasa sayang lo ke gue bisa lebih.. lebih dari kakak..” katanya lirih.
Agni mengangguk. “gue akan coba buka hati gue, vin,” balasnya.
Alvin terus berpikir, apa yang bisa dia lakuin biar agni suka sama dia? dia jadi dirinya sendiri kah? Atau jadi dirinya yang hanya kamuflase? Yang cuek, cool, dan dingin? Alvin kini terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Belum 1 jam, semua sudah tertidur. Agni yang daritadi sibuk menulis-nulis menatap alvin. alvin tidur juga, batinnya. Alvin memang memejamkan mata dan diam, tapi dia tidak tidur. Agni mengusap rambut alvin lembut. Dielusnya dada alvin, “yang sabar vin, semoga lo bisa ngebuat gue jatuh cinta sama lo vin,” bisik agni. Alvin tidak bergerak, ia begitu menikmati saat-saat ini, saat dimana agni menyentuhnya.
agni menarik tangannya dan melanjutkan kembali menulis. Tak lama, dia tertidur. Alvin menggeser kepala agni ke bahunya. “gue janji sama diri gue sendiri ag, gue akan ngebuat lo jatuh cinta sama gue, gimanapun caranya.”
***
Alvin menatap TV dengan pandangan kosong, dia terus berpikir, bagaimana caranya. Cakka yang melihat alvin tidak fokus langsung menepuk bahunya. “vin!”
Alvin tersentak. “lo kenapa sih vin? Cerita dong, inget, lo udah janji!” tagih cakka.
Alvin mengangguk. Dia menceritakannya, apa yang dikatakan agni di pesawat. “gue bingung, gimana caranya cak? Nanti dia keburu direbut orang lagi.”
“akhirnya vin, lo mau cerita sama gue, lo harus jadi diri lo sendiri, jangan lo yang kamuflase. Biarin agni ngeliat lo apa adanya, biarin dia nerima segala kekurangan lo,” saran cakka.
“tapi kalo dia benci sama gue yang sebenernya?”
“yah, berarti itu takdir lo vin, lo bisa milikin raganya, tapi gak hatinya,” kata cakka enteng.
“enak bener lo ngomong gitu, kejem banget kalo gitu idup gue.”
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar