PART XXVIII: I’m Really Jealous
@Bandara
“asikk, ketemu orang cakep lagi, orang perfect nambah satu, jadi 5!” seru shilla kesenengan.
“napa lo shil? Sedeng ya?” tanya agni bingung.
“biarin! Stress gue lama-lama ngeliat rio sama siapa tuh temennya, oya, si Zahra, idih.. sok manis banget si rio,” shilla malah curhat.
“gitu-gitu dia cowok lo shil,” kata dea.
“biarin, kesel gue, gak nyadar apa dia gue ceweknya?!” kata shilla kesal.
“ag, raynya mana? Penasaran nih gue sama wujud aslinya!” seru ify.
“bentar,” agni menengok-nengokkan kepalanya. Itu dia, batinnya. “itu weh!” dia menunjuk seseorang. Rambutnya gondrong namun rapi, tinggi, putih. Shilla, ify, dan dea sampai terbengong-bengong melihatnya.
“lebih ganteng dari cakka!” komentar ify.
“lebih keren dari iel!” komentar dea.
“lebih manis dari rio!” komentar shilla.
“anjrit, ini sih perfect banget! Beda banget sama yang dulu!” agni juga terperangah. Ray yang sepertinya melihat agni langsung menghampirinya.
“agni kan?” tanya ray. Agni mengangguk, dia masih menatap ray tidak percaya. Ray menjentikkan jarinya di depan wajah agni.
“ray!” agni langsung tersadar dan memeluk ray. Ray membalas pelukannya.
“beda banget lo ray! Perfect!” kata agni antusias.
“hehe.. ini temen lo?” ray menunjuk shilla, ify, dan dea yang masih terus-terusan menatapnya terpesona.
“fy! Shil! De! woy! Jangan malu-maluin, udah ada di depan kita nih!” bisiknya. Ketiganya langsung salting dan tersenyum malu-malu.
“kenalin ray, ini temen gue, yang ini shilla, yang ini ify, yang ini dea,” agni memperkenalkan satu-satu. Ray tersenyum.
“gue ray, temen agni,” ia mengulurkan tangannya. Ketiganya langsung menjabat tangan ray bergantian.
“gue nginep di rumah lo ya ag!” kata ray. Agni mengangguk.
“mereka juga nginep di rumah gue,” katanya.
“jadi gak enak gue, cowok sendiri,” kata ray tidak enak.
“gak papa kok ray,” kata shilla malu-malu.
“yaudah, pulang yuk,” semuanya mengangguk dan pulang.
***
@Rumah Agni
“duduk ray, gila, udah lama banget gue gak ketemu lo, kangen gue,” kata agni.
“gue juga kangen sama lo, hehe,” balas ray sambil tertawa kecil.
Tiba-tiba iel, rio, alvin, dan cakka memasuki rumah agni. Mereka berjalan ke ruang tamu. Semua menoleh kepadanya.
“ngapain pada kesini? Gak tepat waktu! Udah sana balik!” usir dea.
“ngusir lo de? Ganggu apaan?” tanya iel mendekati dea.
“tau nih ganggu aja, kita tuh lagi sibuk tau!” seru shilla kesal.
“sibuk apa sih shillaku?” tanya rio manja.
Shilla menyunggingkan bibirnya kesal. “gue lagi gak mood deket-deket lo yo!” katanya kesal. Rio mengerutkan keningnya.
“kok lo gitu sih shil?” balasnya kesal.
“bodo!” balas shilla. Dia lagi sibuk terpesona sama ray, urusan rio, belakangan! Rio merengut kesal.
“cakka, kakak-kakak sekalian, mending lo semua balik dulu deh, besok baru kesini lagi, kita lagi SIBUK!” ify memberikan penekanan pada kata sibuk plus membelalakkan matanya.
“sibuk sibuk, sibuk apa sih daritadi, bilang sibuk mulu!” cakka melipat kedua tangannya di dada.
“sibuk ya sibuklah! Suka-suka kita sibuk apaan! Udah sana kalian keluar!” ify mendorong cakka, iel, rio, dan alvin keluar. Namun ify tidak bisa mendorong mereka. Mereka memberatkan badannya dan menahan diri.
“mereka siapa ag?” tanya ray.
“ga tau tuh,” kata agni pura-pura. Ify, shilla, dan dea mengangguk setuju.
“kirain cowok lo semua, hehe,” kata ray tersenyum. Membuat keempat cewek ini melting saja.
“agni! Jangan bercanda!” kata alvin marah.
“okay, jadi, mereka itu cowok kita ray,” kata agni. Nadanya seperti orang menyesal saja. Shilla, ify, dan dea menghela napas. Namun pandangan mereka tidak lepas dari ray.
“yang paling tinggi itu cowok gue ray, namanya gabriel, panggil aja iel,” dea mengenalkannya dengan lambat-lambat.
“yang gak beda jauh sama iel itu namanya Mario, panggil aja rio, cowok gue,” shilla mengenalkannya dengan sangat malas.
“yang mukanya kayak orang jepang itu cakka, cowok gue,” kata ify singkat.
Ray menatap keempatnya. “tapi yang itu bukan cowok lo kan ag?” tanyanya penuh harap sambil menunjuk alvin. Agni menghela napas.
“dia cowok gue, alvin,” kata agni perlahan. Alvin menatap agni penuh amarah. Untung dia masih bisa meredam emosinya.
“yah, gue kirain lo belom punya cowok, mau deh gue jadi cowok lo,” ray mencubit kedua pipi agni pelan. Sekarang amarah alvin sudah berkobar-kobar dari sorot matanya.
‘ni cowok, nekat, gokil, apa kelewat berani? Jelas-jelas udah ada cowoknya, tapi masih bersikap seolah-olah si agni single’ batin iel, rio, dan cakka.
“lo berempat, kenalin, ini temen gue, ray!” kata agni sambil berdiri. Ray ikut berdiri dan mengulurkan tangannya. Iel, rio, dan cakka hanya menjabat tangan ray sangat singkat, tidak sampai sedetik. Sedangkan alvin, dia tidak mau menjabat tangan ray. Ray yang menyadarinya langsung menarik kembali tangannya.
“udah, duduk aja, ngapain berdiri terus,” kata agni. Semua langsung duduk dan mengambil posisi di sebelah pasangan masing-masing.
“kak, gue mau disebelah dea,” kata shilla meminta iel bergeser. Dea mengangguk.
“gue juga dong kak, mau disebelah shilla aja,” kata ify. Iel dan rio berpindah tempat duduk dengan kesal.
Shilla, ify, dan dea menyimak obrolan ray dan agni dengan serius. Terkadang mereka melontarkan pertanyaan ke ray. Sedangkan cowok-cowok mereka hanya diam saja, jealous ngeliat cewek-cewek mereka ini kesemsem sama ray.
“ray, lo kan udah dua tahun gak balik ke sini, terus sekarang kenapa balik?” tanya shilla. Ray memandang shilla.
“ohh, itu, gue pindah ke sini, kata aunty winda sih gue sekolah di Arleva Stera Senior High School, kelas XI-1, lo tau sekolahnya dimana?” tanya ray. Wajah keempat cewek itu langsung sumringah. Sementara iel, rio, alvin, dan cakka terkejut tidak percaya.
“tau banget ray! Itu sekolah kita!” jawab dea buru-buru.
“ohya? Berarti gue nanti bisa ketemu kalian tiap hari dong!” seru ray senang. Keempatnya mengangguk.
“tapi ati-ati ray!” kata ify tiba-tiba, nadanya terdengar menakut-nakuti.
“ati-ati kenapa?” tanya ray bingung.
“yang punya nyeremin loh! Apalagi lo deket sama kita, ati-ati aja kalo ngelanggar, nanti tau-tau langsung diskors loh!” peringat ify. Shilla, dea, dan agni mengangguk-angguk meyakinkan.
“emangnya siapa yang punya?”
“tuh, mereka berempat!” seru agni menatap mereka sinis.
“heh! Mata lo bisa dijaga gak? Gak usah gitu juga kali ngeliatnya!” kata alvin geram. Agni tidak menghiraukan alvin.
“mereka?” ray berkata tidak percaya.
“iya! Napa lo?! Gak seneng?!” sahut cakka kesal.
“oh, gak kok,” kata ray. Ia tersenyum meremehkan. Cepet naek darah semua ternyata, batinnya.
“ohya ray, berarti lo tinggal disini dong nanti?” tanya dea. Ray mengangguk.
“ag, kita boleh tinggal di rumah lo ya?” pinta shilla memelas. Ify dan dea mengangguk meminta persetujuan agni. Agni mengangguk.
“gak! Gak boleh! Enak aja, masa ni anak cowok sendiri?! Gak terima gue!” tolak iel.
“rumah rumah gue, napa lo yang repot?” balas agni sengit.
“rese banget sih lo ag?!” balas rio. Kini emosi keempatnya sudah sampai batas akhir. Tinggal diluapkan saja.
“di rumah lo sendiri juga ada zahra kan?! Apa bedanya? Malahan lebih parah, empat cowok, satu cewek!” shilla marah-marah.
“tapi kan dia temen kita shil!” balas rio lagi.
“terus apa bedanya sama ray? Dia juga temen kita!” shilla melotot menatap rio.
“ohh! Jadi lo maunya sama?! Oke! fine! Terserah lo aja!” rio tidak ingin marah-marah dengan shilla. Bisa repot kalo berantem.
“kalo gitu, gue bakal tinggal disini!” kata shilla melipat tangannya dan duduk kembali.
“kenapa sampe marah-marah sih?! Udahlah!” lerai agni.
“udah kata lo? Gak nyadar siapa yang bikin masalah?” kata alvin sinis. Agni memandang alvin tajam. Alvin membalas pandangannya dengan tatapan penuh kemarahan.
“jadi menurut lo gue yang bikin masalah?” kata agni pelan, namun begitu tajam dan menusuk.
“siapa lagi kalo bukan lo?!” alvin sudah tidak bisa meredam emosinya.
“terserah lo deh vin! Capek gue berantem mulu sama lo!” agni menarik tangan ray dan membawanya ke lantai atas. Ray yang tidak mengerti langsung mengikutinya.
Alvin memukul lengan sofa dengan kencang. ia kembali ke rumahnya dengan sangat marah. Iel, rio, dan cakka mengejarnya.
“nyebelin!” seru dea kesal.
“dia minta kita jangan tinggal sama ray tapi dia sendiri tinggal sama zahra?! Apa-apaan tuh! Seenaknya aja!” ify mencak-mencak. Mereka mencari agni dan ray.
Ternyata mereka ada di kamar ray. Agni sedang menjelaskan semuanya kepada ray. Ify, shilla, dan dea duduk di samping agni. Mereka juga ikut menjelaskan tentang cowok mereka, pokoknya semuanya. Ray mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti.
“lo bertiga jadi ikutan curhat sama gue?” tanya ray.
“iya ya, kenapa kita jadi ikutan curhat?” shilla sepertinya baru menyadarinya.
“tau ah, abisnya lo baek banget sih ray, kita jadi nyaman gitu deket lo,” jawab ify jujur.
“kok lo bisa jujur sama dia? Sama cowok-cowok lo? Kayaknya gak gini-gini amat..” kata agni heran.
“suka-suka dong, untung tadi gue inget ini rumah lo ag, tadiannya gue kira ada di rumah gue, mau gue usir tuh si rio keluar,” jelas shilla.
“sadis amat lo sama si rio?” celetuk ray.
“biarin! Lagian dia gak nyadar gitu gue ceweknya kalo di deket zahra,” shilla benar-benar tidak suka dengan sikap rio ke zahra. Terlalu manis. Apalagi tadi rio ngegandeng tangan zahra. Rio seperti tidak tahu sifatnya saja yang cemburuan.
***
Alvin memasuki kamar zahra, lalu membangunkan zahra yang sedang tidur.
“kenapa vin?” tanya zahra, dia duduk menghadap alvin.
“alvin!” seru iel, rio, dan cakka. Mereka berlari menyusul alvin ke kamar zahra.
“ada apa sih?” tanya zahra.
“ni anak zah, lagi ngamuk! Si rio juga, dia lagi emosi! Kalo kita, bete setengah mampus!” terang iel. Zahra membulatkan mulutnya.
“ya ampun, lo semua cerita ke gue sekarang kenapa,” katanya.
Iel, rio, cakka, dan alvin menceritakan semuanya yang terjadi di rumah agni. Mulai dari cewek-ceweknya yang ngusir-ngusir mereka, gak ngakuin mereka cowoknya, yang pada minta tinggal bareng ray, sampe shilla dan agni yang adu mulut sama rio dan alvin.
Mereka dari dulu memang suka curhat sama zahra, Cuma zahra yang bisa menenangkan mereka berempat kalo lagi emosi.
“harusnya lo berempat gak usah kayak gitu juga, emang salah sebenernya kalo gue tinggal cewek sendiri, lo berempat cowok, mereka berempat cewek, dan ray cowok sendiri. Ya anggep aja setimpal lah kita, btw, gue juga sekolah di sekolahan lo lagi,” kata zahra.
“kelas mana zah? Kok kita gak ada yang dikasihtau ya,” tanya cakka.
“XI-2, ngegantiin aren yang di DO kalo gak salah, tu anak di DO kenapa?” tanya zahra.
“lo gak perlu tau,” kata alvin, dia tidak mau mengingat-ngingatnya.
“yaudah, sekarang, lo semua mau apa lagi disini?”
“kita kan kangen zah,” kata alvin.
“terus?”
“emangnya elo gak kangen sama kita?” tanya rio.
“kangen lah.. tapi gue ngapain?”
“peluk kita dong, hehe..” kata alvin manja.
“gak mau! Lo semua udah punya cewek! Gak mau gue! Nanti dikira ngerebut cowok orang lagi!” katanya.
Keempatnya berpandangan dan menggelitiki zahra berbarengan. Zahra kegelian dan berlari keluar kamar. Keempatnya tersenyum di kamar zahra. Sudah lama tidak melihat zahra begini.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar