Sabtu, 07 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 36

PART XXXVI: Super Sibuk
“payah, gak bisa ngatur jadwal sendiri,” komentar cakka. “gue aja yang lebih padat jadwalnya dari dia aja gak gitu-gitu amat,” lanjutnya lagi.
“lo kan gak punya kewajiban jagain ify cak, kalo alvin, dia harus bener-bener jagain agni,” kata rio membela alvin.
“tapi gue juga harus bisa ngebagi waktu gue lagi sama ify yo, gue juga capek kalo jadwal gue makin lama makin banyak,” kata cakka memohon.
Rio menepuk bahu cakka. “kita semua sama cak, kita sibuk semua, jadwal kita padat semua, urusan sekolah, osis, ekskul, perusahaan kita, belom lagi harus ngontrol perusahaan orangtua kita yang gak keitung banyaknya,”
“kita harus bisa ngatur jadwal yang bener, jangan sampe kita sakit, jangan sampe kita kehilangan cewek kita juga, ya pinter-pinter bagi waktu sama jaga kesehatan lah,” kata iel, dia kembali duduk di karpet karna alvin sudah tertidur.
Sesungguhnya iel lah yang paling lelah, kalo urusan yang disebutkan rio tadi memang beban yang harus diemban mereka bersama. Namun iel, dia sebagai kakak tertua, harus menjaga ketiganya, belum lagi dea, juga ditambah zahra. Kenapa bebannya jadi berat begini?
“coba aja kita bisa kayak waktu masih kecil lagi, bisa maen sepuasnya, bisa seneng-seneng, masih sempet bergaul. Tapi sekarang, boro-boro deh, kita udah sibuk banget, ngalah-ngalahin sibuknya presiden kali,” kata cakka emosi. Dia emang emosian, baru ngebahas hal gini aja emosinya udah nyampe ke kepala.
“calm down cak, emosi lo tuh, dijaga, kita juga tau kalo mulai dari 2 smp kita bakal sibuk banget, bukannya kita juga udah setuju kan?” balas iel.
“iya, setuju, tapi gue gak nyangka ampe segininya, salut gue ama mama papa, pantes aja mereka sibuk banget, kita aja udah sibuk banget baru dikasih tugas begitu,” balas rio. mereka beruntung, hanya mengurus usaha yang ada di indonesia saja, kalo orangtua mereka, yang di seluruh negara mereka kerjakan sekaligus.
“kasian gue sama alvin, dia baru bisa sekolah normal pas 2 smp, pas kita dikasih tugas beginian. Pantesan aja dia gak punya temen,” kata iel iba. Rio mengangguk.
“itung aja nih ya, sehari Cuma 24 jam, dari jam 7 sampe jam 2 kita sekolah, belom kalo ada ekskul jadi sampe jam 4, belom lagi ngerjain tugas sekolah sama belajar, bisa sampe jam 6, terus kita juga musti ngontrol laporan yang banyak banget sampe jam 10, abis itu kita langsung tidur, besoknya bangun terus sibuk lagi,” cakka mengambil bantalan dan merebahkan dirinya, satu tangannya diletakkan di bawah kepalanya.
“capek gue gitu mulu! Waktu senggang kita bener-bener dikit banget!” lanjutnya lagi.
“resiko lah cak, kalo sabtu kita bebas kan,” kata rio. mereka memang bebas tugas kalo hari sabtu.
“iya, sabtu doang, minggunya sibuk lagi!” balas cakka sewot.
“udah udah, mendingan lo semua juga istirahat deh, keliatan banget lo semua kecapekan,” kata iel.
“lo juga kali yel, lo parah banget, baru tidur jam 12, kurang tidur lo,” kata rio. iel hanya mengangguk.
“ngantuk gue! gue tidur dulu!” pamit cakka, berlalu ke kamarnya.
Iel menatap rio yang menyembunyikan rasa kantuknya. Dia tahu rio pasti gak enak kalo tidur duluan sebelum dia. iel menepuk bahu rio. “yo! Kalo mau tidur tidur aja, jangan kecapekan,” kata iel.
Rio menatapnya, tergambar sekali keletihan dari wajahnya. Namun rio tetap tersenyum. “gue gak ngantuk yel, lo aja yang tidur, gue tau lo capek banget kok,” balas rio.
Iel menggeleng-gelengkan kepalanya. “udahlah yo, balik sana ke kamar lo, tidur! Kalo lo semua udah pada tidur, baru gue tidur,” kata iel.
“susah ngelawan elo mah, yaudah gue balik dulu! Tapi lo jangan kemaleman tidurnya!” rio beranjak meninggalkan iel.
Iel mengucek-ngucek matanya yang perih karna menahan kantuk yang luar biasa. Dia membangunkan agni.
“ag, bangun, lo gak balik ke rumah lo?” bisik iel pelan.
Agni bergerak dan bangun. “ohh.. sori yel, gue gak tau udah malem, lo tidur aja, nanti gue yang urusin alvin,” kata agni masih mengucek matanya. Iel mengangguk dan berjalan ke kamarnya.
Agni mendudukkan dirinya dan menoleh ke alvin yang tidur menekuk. Dia membaringkan badan alvin dan menyelonjorkan kaki alvin, kemudian menyelimutinya. Sepertinya alvin kelelahan. “gue tinggal dulu ya vin, have a nice sleep,” bisiknya di telinga alvin.
Alvin tak bergerak, dia sangat pulas sekali tidurnya. Agni tersenyum kecil dan meninggalkan alvin, mengecek rio, iel, dan cakka.
Rio dan cakka nampak sedang tertidur juga di kamar mereka masing-masing. Agni membuka kamar iel. iel belum tidur, dia terlihat sedang mengetik-ngetik di laptopnya, dan beberapa kertas bertumpuk di sebelahnya. Agni menghampirinya.
“belom tidur yel?” tanyanya. Iel menoleh kepada agni.
“eh, elo ag, gak balik?” tanya iel balik.
“gue mau ngecek dulu. Lo tidurlah, lo semua pasti kecapekan kan?”
“kerjaannya belom selesai ag, nanti jadi numpuk kalo gue tidur sekarang,” jawab iel.
“terserah lo deh yel, tapi jangan sampe kelewat capek ya,” pesan agni. Iel mengangguk. Agni berjalan keluar menuju rumahnya.
***
Satu bulan lagi ujian akhir semester. Semua murid sudah mempersiapkannya dari sekarang, mereka sibuk belajar. Tapi tidak dengan hasinuda, mereka malah sibuk dengan pekerjaan mereka, laporan akhir tahun. Mereka pun datang ke sekolah dengan keadaan sangat berantakan.
Jam istirahat pertama. Hasinuda membuka laptop mereka dan langsung sibuk dengan laptop masing-masing.
“untung Cuma sebulan setengah kayak gini terus, kalo tiap hari kayak gini mah mendingan hak waris gue dicabut deh!” kata cakka kesal.
“jangan ngomong gitu cak, udah, kerjain aja sih, komentar mulu,” balas rio.
Cakka menggerutu kesal. Iel menyandarkan badannya. Pandangannya jadi sedikit kabur. Semuanya jadi sedikit buram. Iel mengurut-ngurut lingkar matanya.
“yel, jangan tidur kelewat malem, kasian sama badan lo,” kata alvin tiba-tiba.
Belum iel membalas perkataan alvin, cewek-cewek mereka datang menghampiri mereka. “hai,” sapa dea, ify, dan shilla. Yang lain hanya tersenyum tanpa memandang mereka sedikitpun.
Agni melihat apa yang dikerjakan alvin. “kok gak nyapa gue sih ag?” tanya alvin.
“gak perlu disapa,” balas agni cuek. Dia masih sibuk membaca ketikan alvin.
Alvin menatapnya kesal. “kalo gitu ngapain kesini?” balasnya jutek.
“mau ketemu ray,” jawab agni asal. Alvin tidak membalasnya, dia memasang muka kesal. Agni yang sepertinya menyadari alvin kesal langsung membenarkan kata-katanya. “ya mau ketemu lo lah! ngapain juga ketemu ray?”
Alvin udah terlanjur kesel sama agni. Dia masih diam dan sibuk mengetik. “ini salah vin!” agni menunjuk monitor. Alvin memicingkan matanya, melihat lebih jeli.
“oh iya,” katanya, lalu segera membenarkannya. Agni beralih ke iel.
“iel,” panggil dea manja.
“kenapa de?” balas iel tanpa melirik dea sedikitpun.
“entar jalan yuk,” ajaknya. Iel menatapnya sekilas, lalu kembali menatap monitor.
“yah.. enggak bisa de, gue sibuk banget, sori yah,” kata iel penuh penyesalan.
Dea mengangguk paham. Kalau iel, rio, dan alvin tidak menggunakan panggilan sayang mereka kepada shilla, agni, dan dirinya, berarti mereka sedang serius. Iel terlihat berantakan sekali. Dea merapikan rambut iel dan membereskan buku-buku iel yang berantakan di tas.
Agni melihat kerjaan iel. “yel, yang ini kelewat,” tunjuk agni. Iel melihatnya dan mengangguk. Agni beralih ke rio.
“rio, rio liat shilla deh, shilla baru abis potong rambut model baru loh,” kata shilla sambil tersenyum.
Rio berusaha melihat shilla walaupun mata dan tangannya tetap terfokus pada laptop di hadapannya. “iya iya, cantik kok, cocok sama shilla,” kata rio, padahal dia sama sekali tidak melihatnya.
Shilla tersenyum. “iya! Rio, nanti anterin shilla ke mall ya?” pinta shilla.
Rio bingung. “emm.. sori shilla, rio gak bisa nganterin shilla..” belum selesai rio mengatakannya, raut wajah shilla langsung berubah kesal dan kecewa. “tapi bukan karna zahra kok, rio lagi sibuk sama kerjaan rio, shilla ngertiin rio ya,” sambung rio lagi memohon.
Shilla tampak berpikir, kemudian dia mengangguk. Rio tersenyum manis padanya, walaupun terlihat sangat dipaksakan. Agni melihat tidak ada kesalahan dalam kerjaan rio, lalu langsung beralih ke cakka.
“cak! Gue baru selesai bikin lagu buatan gue sendiri loh! Nanti kita maenin ya!” kata ify semangat. Cakka yang moodnya lagi jelek banget langsung membalas kata-kata ify dengan ketus, “gue sibuk!”
Ify mengerutkan keningnya. “sibuk apa?” tanyanya.
“gak liat gue lagi sibuk apa?!” balas cakka kesal.
Ify manyun. Kenapa cakka tiba-tiba jadi berubah gini? jadi ngebetein! Batin ify.
“cak, salah nih,” komentar agni. Tanpa berkata apapun, cakka langsung membetulkannya.
Alvin menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia menghela napas berat, menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Agni mengusap rambutnya, menurunkan kedua tangannya. Ia menatap agni. Agni tersenyum.
“udah sini, gue yang kerjain,” kata agni. Alvin mencegahnya.
“jangan, kerjaan gue, harus gue yang kerjain,” balas alvin.
“yaudah, tapi jangan sampe sakit ya,” kata agni lembut. Alvin mengangguk.
***
Jam istirahat kedua. Alvin dan iel membenamkan wajah mereka dengan kedua tangan mereka yang dilipat diatas meja. Sedangkan rio dan cakka bersandar, memejamkan mata, beristirahat dari segala kepenatan aktivitas mereka.
Agni, shilla, dea, dan ify yang berniat mengajak mereka mengobrol langsung mengurungkan niatnya. Mereka memilih untuk menemani keempatnya beristirahat saja.
Dea mengusap-usap punggung iel yang sedang tertidur, shilla menyandarkan kepala rio ke bahunya, ify menahan kepala cakka agar tidak pegal, sedangkan agni, dia tidak melakukan apa-apa, hanya tersenyum melihat alvin.
“tumben gak lo sentuh ag,” kata dea pelan.
“kalo gue sentuh dia bakal bangun, kasian, biarin dia tidur dulu,” kata agni sambil terus memandangi alvin yang tidur.
“pada kecapekan ya?” tanya shilla. Yang lain mengangguk.
“kasian mereka, banyak kerjaan akhir tahunnya,” balas agni. Yang lain hanya menganggukkan kepala mengerti.
Sekitar 15 menit kemudian, bel masuk berbunyi, namun rupanya hasinuda tidur terlalu lelap, sehingga shilla, ify, dea, dan agni membangunkan mereka.
“iel.. bangun ya, udah bel,” kata dea pelan. Iel perlahan mengangkat kepalanya dan membuka mata. Mengucek-nguceknya.
“dea?” tanya iel bingung. Dea mengangguk, lalu merapikan rambut iel yang berantakan.
“rio.. rio bangun,” shilla menepuk lengan rio pelan. Rio membuka matanya perlahan dan menegakkan duduknya.
“makasih ya shilla,” kata rio sambil tersenyum. Shilla membalas senyumannya dan mengangguk.
“cak! Bangun!” seru ify. dia menarik-narik lengan cakka.
“gak bisa lebih halus dikit fy?” tanya cakka sambil menguap.
“udah masuk euy,” kata ify cengengesan. Cakka menyipitkan matanya, melihat jam tangannya lalu mengangguk mengerti.
Agni mengusap rambut alvin. “sayang, bangun, udah bel.”
Alvin menyandarkan badannya, lalu membuka matanya perlahan dan mengangguk. “ngantuk,” katanya manja.
“ini di sekolah vin, jaga image lo tuh, masa alvin yang perfect ini manja sih?” sindir agni. Alvin meliriknya kesal.
“biarin!” balasnya kesal. Agni menepuk-nepuk kepala alvin pelan. Kemudian bersama shilla, ify, dan dea meninggalkan mereka berempat.
***
Benar saja, selama beberapa hari, hasinuda terus-terusan sibuk dan jadi menelantarkan cewek-cewek mereka. Mereka terlalu sibuk dengan aktivitasnya.
Agni, shilla, dea, dan ify yang kangen sama perhatian cowok mereka mendatangi cowok mereka dengan harapan mereka berempat dipedulikan.
“yo, sampe kapan nih rio begini mulu? Shilla dicuekin,” kata shilla.
Rio menatapnya, lalu mengelus pipi shilla dan tersenyum. “maafin rio ya, rio jadi nyuekkin shilla, kerjaan rio banyak banget, shilla boleh hukum rio deh,” kata rio.
Shilla tampak berpikir. “oke, shilla bakal hukum rio, rio harus ngebagi waktu rio sama shilla sejam sehari! Yang di sekolah gak diitung!” seru shilla.
Pikiran rio jadi kacau. Dia harus mengurangi waktunya yang mana? Benar-benar padat jadwalnya. Ya sudahlah, demi shilla, apa sih yang enggak. Rio mengangguk.
Shilla tersenyum. “gitu dong!”
“yel, muka lo pucet banget, lo sakit?” dea meletakkan punggung telapak tangannya di kening iel. sedikit panas.
Iel menggeleng. “tapi badan lo anget yel, jangan tidur kemaleman dong, nanti kalo lo sakit gimana?” kata dea khawatir.
“gue gak papa kok de, gak enak badan dikit aja, makasih ya udah perhatian, hehe..” kata iel cengengesan.
Dea menggeleng-gelengkan kepalanya. “pokoknya gue gak mau tau! lo gak boleh sakit!” seru dea. Iel mengangguk dan tersenyum.
“cak, kapan nih kita maen bareng lagi?” tagih ify.
Cakka menoleh ke ify sebentar, lalu mengalihkan pandangannya lagi ke laptop. “gak tau,” kata cakka sengit.
“ihh! Ngeselin amat sih lo cak sekarang! Bete gue!” kata ify kesal. Ia melipat kedua tangannya di dada.
Cakka merutuki dirinya, dia lupa kalo dia sedang berbicara dengan ify. cakka menatap ify berharap. “sori ya fy, tadi gue jadi kasar, gue capek banget,” kata cakka menyesal.
Ify menatap cakka, kemudian mengangguk setengah hati. “iya, gue maafin, jangan gitu dong ke cewek!” peringatnya. Cakka mengangguk.
“vin,” panggil agni.
“ya, kenapa?” jawabnya lambat.
Agni bosan dengan reaksi alvin yang begini terus. dia haus akan kepedulian alvin padanya. Dia ingin alvin peduli padanya lagi, bukannya terus-terusan fokus sama kerjaannya.
“alvin,” panggil agni lagi.
Alvin menatapnya sekilas. “iya, kenapa? manggil mulu.”
Ahh! Alvin kenapa sih? Jadi cuek gini? gak ngerti apa dia lagi kangen? Agni menatapnya kesal. “tau ah!” ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Alvin mengarahkan wajah agni kearahnya. “kenapa sih ag? Bilang dong.”
“elo rese!” kata agni kesal. Dia membuang muka dari alvin.
Lagi-lagi alvin mengarahkan wajah agni menghadapnya. “agni! Bilang lo mau apa! Jangan bikin gue bingung!” alvin benar-benar bingung sekarang. Dia tidak bisa berpikir. Pekerjaannya terlalu menyita pikirannya.
“gue.. gak mau.. apa-apa..” kata agni pelan setengah jengkel. Dia berlalu meninggalkan yang lain dan kembali ke kelasnya, daripada harus berantem sama alvin.
Alvin mengepalkan tangannya kesal. Apa sih maunya agni? Kenapa gak bilang aja coba?! Batinnya. “apa sih maunya?” kata alvin kesal, kembali sibuk dengan kerjaannya.
“payah lo kak, jelas-jelas dia kangen sama lo, elonya malah nyuekkin dia,” sahut shilla. Tumben amat kak alvin gak peka gini, batinnya.
Alvin mengetuk-ngetukkan jarinya di kepala. Bego banget sih dia ampe gak ngerti agni mau apa. Semoga aja agni gak ngambek.
***
Agni yang kesel sama alvin langsung jadi badmood terus ke hari-hari selanjutnya. Dia kangen banget sama alvin, tapi alvinnya malah gitu. Dia udah gak peduli lagi alvin mau sibuk atau apa, toh alvin udah gak peduli lagi sama dia. jadinya ify, shilla, sama dea malah kena imbas marah-marahnya agni.
Agni sedang fokus mengerjakan tugasnya. Tiba-tiba pintu terbuka, alvin masuk dan berbicara sebentar ke Mr. Excel, kemudian berjalan ke meja agni. Ia mengulurkan tangannya ke depan agni.
Agni yang mengenali tangan tersebut langsung menatap alvin, kemudian buru-buru mengalihkan pandangannya, seolah tidak ada apa-apa. “agni,” panggil alvin memohon.
“mau apa lo kesini? Gak liat gue lagi belajar?” katanya ketus. Semua murid memperhatikan mereka.
“ikut gue!” alvin menarik tangan agni. Namun agni menahannya.
“enggak mau!” tolak agni. Yang lain masih seru menontonnya, termasuk Mr. Excel.
“harus!”
“belajar lebih penting daripada ikut lo!” balas agni tajam.
“gak ada yang bisa ngalahin pentingnya gue! ikut gue!” alvin menarik paksa tangan agni. Agni terpaksa mengikutinya dengan menggerutu kesal.
“ya ampun, kalo gue sih mau banget ikut sama alvin, aneh deh si agni,” komentar seorang anak. Ify, shilla, dan dea menatapnya dengan tatapan –gak usah banyak komen deh lo!-. anak itu langsung mengalihkan pandangannya.
“kira-kira mereka mau kemana ya?” gumam ify. dea dan shilla hanya mengangkat bahu.
***
“mau kemana sih?!” kata agni kesal ditarik mulu daritadi. Alvin melepaskan tangannya. Menghadapkan agni ke arahnya.
“ag, sori kemaren ni gue nyuekkin lo, bukannya gue gak peduli sama lo, gue terlalu sibuk,” jelas alvin. agni menatapnya dan mengangguk. “kita pulang ya.”
“pulang?” kata agni bingung.
Alvin mengangguk. “kalo disini kita gak bakal bisa berdua, sekolah masih lama bubar.” Agni mengikuti alvin saja.
***
Agni mengikuti alvin dari belakang. Alvin menghempaskan badannya ke sofa, melepas lelahnya sebentar. Agni duduk di sofa sebelah alvin.
“napa duduk di situ sih? Seneng banget sih lo jauh-jauh dari gue? Sini aja,” alvin memegang tangan agni, menuntunnya untuk duduk di pangkuan kaki kirinya.
Agni menurut saja, dia duduk di kaki kiri alvin dan menyandarkan badannya ke badan alvin sebelah kiri, kepalanya jadi setara dengan alvin. alvin melingkarkan kedua tangannya, memeluk agni. “gue kangen sama lo,” kata alvin penuh perasaan.
Agni tidak membalas ucapan alvin, dia melipat kedua tangannya di atas tangan alvin. “kok gak bales omongan gue? lo gak kangen ya sama gue?” tanya alvin kecewa.
“gak semuanya harus gue bales kan?” tanya agni balik.
“tapi gue butuh, gue butuh semua ucapan lo, gue butuh semua balesan lo, gue juga butuh semua jawaban lo,” kata alvin meminta. Agni tersenyum kecil.
“gue kangen vin, gue kangen banget sama lo,” jawab agni. Alvin mengecup pipi agni. Ia semakin mempererat pelukannya.
Untuk beberapa saat, keduanya hanya diam, menikmati saat-saat mereka bersama, tanpa ada orang lain.
“gak berat lo vin?”
“lumayan, ternyata lo kurus-kurus berat juga ya. Jangan makan tidur mulu, gemuk nanti! Nanti gak kuat lagi gue mangku lo,” kata alvin bercanda.
Agni tertawa kecil. “kalo gue gemuk gimana?”
“gue gak mau sama lo,” jawab alvin bercanda.
“yaudah gue sama orang laen aja,” balas agni.
“hehe.. jangan dong, nanti gue sama siapa?”
“gak usah sama siapa-siapa, biarin aja lo sendiri.”
“tega lo!” balas alvin. Alvin gemes sama agni, dia mencubit pipi agni pelan. Agni mengusap pipinya kesal. “bisa gak sih gak nyubit pipi gue?!”
“abisan lo gemesin sih,” jawab alvin tanpa rasa bersalah. Agni tak membalasnya. Keduanya kembali diam untuk beberapa menit, memejamkan mata.
***
Bu ucie dan bu winda bingung begitu melihat bibi ada di luar. “loh, bi, kok di luar?” tanya bu ucie bingung.
“eh nyonya, ini nya, di dalem ada den alvin sama non agni, gak enak saya ada disana, takut ngeganggu,” jawab bibi.
Bu ucie dan bu winda berpandangan heran, lalu masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap dan bersembunyi. Mereka melihat ke ruang keluarga, tentu saja yang mereka lihat sama dengan apa yang dilakukan keduanya, hanya saja kini kaki keduanya sudah berselonjor berseling di bangku untuk kaki.
Keduanya tersenyum melihat alvin dan agni. Tidak menyangka kalau keduanya begitu cocok seperti ini, benar-benar menyenangkan hati mereka. Bu winda mengajak bu ucie keluar, ke rumahnya saja, dan meminta yang lain untuk pulang ke rumahnya nanti.
***
Agni melihat alvin, sepertinya alvin tertidur. Dia mau duduk sendiri saja, kasihan alvin harus memangkunya terus. agni meraih tangan alvin dan hendak melepaskannya. Namun alvin malah menggenggam tangannya.
“jangan dilepas, jangan pernah lepasin, biarin gue meluk lo terus, biarin gue nyayangin lo terus, gue gak mau lo pergi,” kata alvin, ia membuka matanya perlahan.
Agni memiringkan sedikit badannya, menghadap kearah alvin, ia mengusap-usap pipi alvin. “gue gak akan pergi vin, gue bakal terus sama lo, ngabisin seluruh hidup gue sama lo,” janji agni. Kemudian dia mengecup pipi alvin. alvin tersenyum kecil.
“kasian gue vin sama lo, berat gue,” kata agni tidak tega.
“hehe.. tadi gue Cuma bercanda, lo enteng kok, gak berat,” kata alvin cengengesan. Agni menyandarkan kembali badannya.
Alvin menghembuskan napas pelan. “gue masih kangen sama lo,” katanya penuh perasaan.
Bila ditanya kapan habisnya rasa kangennya pada agni, mungkin jawabannya.. gak akan pernah habis. Dia terus-terusan kangen sama agni, meskipun agni ada di dekatnya. Intinya, dia hanya ingin terus berdua dengan agni, tanpa gangguan dari orang lain.
Agni mengganti posisinya jadi duduk menyamping di kaki kiri alvin, tidak lagi bersandar pada alvin. alvin menatapnya kesal. “ahh! Tuh kan, elo mah gak mau gue sayang sih!” katanya.
“bukannya gitu, capek gue nyender mulu. Kasian lo melukkin gue terus,” balas agni.
“susah ya kalo punya cewek gak peka gini,” kata alvin kesal. Agni menatapnya bingung. Dimana letak ketidakpekaannya? “gue tuh seneng melukkin lo! gitu aja gak ngerti sih!” lanjut alvin yang menyadari agni tidak mengerti.
“ya ampun, gue bingung apaan, itu doang toh. Udahlah, intinya gue gak mau dipeluk lagi dulu. Gitu aja. Hehe,” kata agni tanpa rasa bersalah.
Alvin berdecak kesal. “jangan ngambek dong sayang,” kata agni sambil menepuk kepala alvin pelan dan tersenyum. Alvin memaksakan senyumnya. “ah, senyumnya maksa. Yang bener dong,” agni meletakkan ibu jari dan telunjuknya di kedua ujung bibir alvin, kemudian menariknya sedikit, membuat alvin tersenyum.
Alvin tertawa kecil melihat tingkah ceweknya ini. selalu mempunyai cara membuatnya tersenyum dan tertawa. Agni sendiri juga tertawa kecil melihat senyum alvin.
Mereka kemudian membicarakan hal lain, kadang tertawa, bercanda, ataupun tersenyum. Layaknya dunia ini hanya milik mereka, semua yang ada di sekitar mereka hanyalah hal-hal yang membahagiakan, yang mampu membuat mereka tersenyum.
***

1 komentar:

  1. Casino Games at Jumba Casino Resort, Wilkes Barre - KTM Hub
    Jumba Casino Resort, Wilkes Barre. 남양주 출장안마 Casino: The Jumba Casino Resort offers 서울특별 출장마사지 your next stop 밀양 출장안마 for entertainment 경주 출장안마 and dining, with 안성 출장마사지 all the action, excitement and

    BalasHapus