Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 12

PART XII: Gue Mulai Suka Sama Dia?
Sekolah usai. Agni yang bersiap mengganti baju dengan baju basket langsung ditarik lengannya dari belakang oleh alvin. “gila lo ya? Udah sakit parah gini masih mau latihan?” kata alvin heran. “pulang!” kata alvin sambil menarik tangan agni dan menenteng tas agni di tangan yang satunya.
“gue kuat kok!” balas agni.
“ohya? Kalo gitu gue tungguin!”
“gak! Lo gak inget perjanjian kita? Hah? Gak saling mengekang dan gak biarin anak sekolah tau! Inget gak?!” kata agni agak kencang.
“inget! Tapi kan lo lagi sakit!”
“sejak kapan lo peduli sama gue? bukannya lo gak peduli?!”
“sejak sekarang!” balas alvin santai.
“uggh!” agni mengganti bajunya dengan seragam basket.
***
“lo sama agni gak pulang vin?” tanya cakka.
“gak, gue mau nungguin dia, nanti kalo pingsan lagi repot!” ucapnya seolah-olah tidak peduli.
“lo suka sama agni vin?” tanya rio pelan.
DEG! Alvin merasakan sesuatu yang beda pada perasaannya. Pipinya memanas. Gue gak boleh suka sama agni! Pikirnya.
“gak,” jawabnya pelan, matanya mengikuti agni di lapangan basket.
“kalo suka juga gak papa,” kata iel.
“lo pada gak pulang?”
“gak lah, bareng lo aja,” kata cakka.
Jadilah mereka mengobrol sambil duduk bersila di pinggir lapangan. “lo gak ngantuk vin?” tanya rio melihat alvin masih semangat nungguin agni.
“ya ngantuklah! Gara-gara tu anak gue jadi tidur setengah tiga!” ucapnya kesal.
“lo jagain dia ampe setengah tiga? Ckckck.. kayaknya lo suka ya ama dia?” tanya cakka menyelidik, dia nungguin alvin ngaku.
Alvin memandangnya sinis, lalu mengalihkan pandangannya ke agni. “gak, gak akan, gak pernah, gak boleh dan gak mau!” tegas alvin.
“tapi daritadi lo ngeliatin dia terus tuh vin,” sindir iel telak.
Alvin tidak menjawab, dia membenamkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia memejamkan matanya, bertanya pada hatinya, apa dia emang suka sama agni? Atau Cuma care aja? Alvin menemukan jawabannya. Ternyata dia mulai suka sama agni. Gawat, batinnya.
Alvin mengumpulkan kekuatannya, menghembuskan nafasnya pelan, mencoba membuat raut wajahnya terlihat jujur. Kemudian dia mengangkat wajahnya. “gak!” tegas alvin lagi, sukses membuat iel, cakka, dan rio tidak bertanya lagi.
***
Pukul 5 sore
Mereka berlima telah sampai di rumah dan berkumpul di kamar alvin. Agni menyenderkan badannya di kepala tempat tidur. cakka, rio, dan iel mengobrol di karpet. Sedangkan alvin, dia lagi menyendiri di lantai bawah.
Alvin masih bingung sendiri dengan perasaannya, dia juga bingung kenapa memikirkan hal itu terus. Ia menguap, sepertinya dia terlalu lelah, dia beranjak ke kamarnya, mendapati agni yang sedang bersandar di kepala tempat tidurnya, ketiga kembarannya sedang mengobrol di karpet.
Alvin merebahkan dirinya di tempat tidur. Kepalanya ia letakkan di paha agni. Agni yang kaget refleks menggeser kakinya membuat kepala alvin terbanting ke tempat tidur.
“sorry,” kata agni.
alvin mengangkat setengah badannya. Memandang agni dengan rasa kantuk, lalu berkata, “ag, gue mau tiduran di kaki lo.”
Agni melonjorkan kakinya kembali. Alvin kemudian tertidur di pahanya. Cakka, rio, dan iel kemudian mengobrol memelankan suaranya. Agni memandangi alvin yang tertidur. Wajahnya sangat lucu ketika tidur. Agni sampai tersenyum sendiri.
Alvin menggeser posisinya menjadi miring membelakangi agni. Agni mengusap-usap lembut rambutnya. “alvin kecapekan ya,” kata cakka.
“tidurnya nyenyak banget,” kata rio gemes melihat muka alvin yang tertidur.
“yang sabar ya ag, alvin emang orangnya gitu, kadang marah-marah, kadang peduli, berubah-ubahlah moodnya,” kata iel memberitahu agni. Agni hanya mengangguk tanda mengerti.
Iel, cakka, dan rio meninggalkan alvin dan agni berdua. Tentu saja pintu kamarnya dibuka. Lagian gak mungkin juga mereka macem-macem. Agni mengelus wajah alvin yang kini sudah berbalik menghadap ke atas. Alvin mengigau sepertinya, dia menggenggam tangan agni lalu berkata pelan dan penuh harap, “please, jangan pernah tinggalin gue, gue gak mau kehilangan lo,” kemudian alvin melepas genggamannya.
Agni tersenyum, lalu berbisik, “alvin.. alvin.. gak bakal gue ninggalin lo, gue akan sama lo terus.” agni Cuma iseng aja bilang kayak gitu, lagian si alvin pake ngigau segala. Kaki agni pegal. Dia mengangkat hati-hati kepala alvin, dan meletakkan bantal sebagai pengganti kakinya. Alvin masih tidur. Agni kemudian meninggalkan alvin.
***
Rio membaca jadwal kegiatan semester ini yang diberikan Mrs. Ira, minggu depan, ke Bali? Acara ultah sekolah? Asik! Berarti gue nembak shilla disana aja! Pikir rio. Iel dan cakka yang membaca jadwal itu juga berniat sama.
***
Alvin membuka matanya. Sudah gelap. Jam berapa ini? Ia melihat jam dinding. Jam 10? Alvin segera mandi dan menuju ke dapur mencari makanan. Pasti yang lain udah tidur semua, batinnya.
Agni duduk di ruang keluarga dan menyalakan TV. Didengarnya derap langkah orang. “ag?” tanya orang itu. Oh, alvin, batinnya.
“baru bangun? Lo laper ya? Gue buatin makanan ya?” tanya agni sembari berjalan ke dapur.
Alvin mengikuti agni dan duduk di meja makan. “lo gak tidur?”
“gak bisa tidur,” jawab agni singkat. Ia memasakkan nasi goreng untuk alvin.
“nih,” agni menyodorkan sepiring nasi goreng dan segelas air kepada alvin.
“thanks,” kata alvin. Agni memandangi alvin yang sedang makan. “kenapa lo liatin gue?” tanya alvin.
“gak, tadi lo tidur tuh lucu banget, gemes gue liatnya,” kata agni, membuat jantung alvin berpacu cepat. Gak! Gue gak boleh ada rasa sama agni! Gue kan gak terima dijodohin! Kenapa gue jadi suka? Gak! Gue gak boleh suka sama agni! Alvin berkelut dengan pikirannya sendiri.
“ag, lo setuju gak sama pertunangan ini?” tanya alvin hati-hati.
“emang kenapa? Lo gak suka ya?” balas agni. Kenapa sih pake nanyain ini segala? Wait, kok gue jadi risih gini, jangan-jangan gue suka lagi sama alvin? Oh no! Gak! Gak boleh!! Gantian agni yang berkelut dengan pikirannya.
“emm, awalnya sih gue gak setuju, tapi ya, lama-lama gue enjoy aja tuh,” kata alvin, berusaha agar nadanya tetap datar.
“gue juga,” kata agni.
“eh, kok lo tidur disini sih? Kenapa gak di rumah lo aja?” tanya alvin heran.
“bosen gue di rumah gak ada temen, gue disini aja ya beberapa hari,” pinta agni.
“yaelah ag, ini juga bakal jadi rumah lo ini, terserah lo aja mau nginep apa gak.”
“gue tidur ya vin, kayaknya ngeliat lo makan gue jadi ngantuk, night,” kata agni.
“night too,” balas alvin.
***
@SMA AS
“minggu depan, kelas X dan XI akan berlibur selama sepulh hari di Bali! Dalam rangka acara Ultah sekolah! Yang mengikuti ekskul fotografi wajib membawa kamera!” ucap keke, membaca pengumuman di kelas X-2.
“asik!” seru ify.
“temenin gue beli makanan kecil ya hari minggu!” ajak dea. Ketiga temannya mengangguk.
Iel mendatangi dea, “hai de, jangan lupa ya bawa kamera! Nanti kita mau foto-foto disana, buat dokumentasi sekolah!” dea mengangguk.
Rio mendatangi shilla, “shill, lo mau gak ngisi acara nanti? Duet ama gue?” tanya rio.
“mau kak!” jawab shilla bersemangat.
Cakka mendatangi ify, “fy, kita isi acara juga yuk, main piano aja ya! Biasa lagunya!” ify mengangguk dan tersenyum.
Alvin berjalan lemas mendatangi agni. Dia duduk diatas meja agni. “ngapain lo kesini?” tanya agni.
“Cuma ikut mereka bertiga aja tuh!” tunjuk alvin ke arah tiga kembarannya yang lagi sibuk ngobrol ama pasangannya masing-masing.
Agni mengangguk mengerti. “keluar yuk!” ajaknya. Alvin mengikuti. Ia berjalan dibelakang agni. “cepetan lah jalannya!” seru agni. Alvin menyamakan langkahnya.
***
“zy! pinjem gitarnya dong!” kata dea ke ozy yang sedang menenteng gitar. Ozy memberikan gitarnya.
“dengerin gue nyanyi ya kak!” seru dea. Iel mengangguk.
Saat kita jumpa ada rasa di dalam dada
Kau tersenyum manja
Membuatku terpana

Akupun tak kuasa
Tuk menahan gejolak ini
Ingin ku katakan
Aku menyukaimu
Hanya dirimu yang aku suka

Terpesona ku pada pandangan pertama
Dan tak kuasa menahan rinduku
Senyumanmu selalu menghiasi mimpiku
Ingin ku peluk dan ku kecup keningmu
Oh indahnya

Kini kurasakan getaran cinta
Dalam dada
Ku ingin bersamamu
Untuk selamanya
Hanya dirimu yang aku cinta
Plok! plok! plok! iel bertepuk tangan. “bagus de suaramu!”
“thanks kak!” dea tersenyum gembira.
“gantian gue de!” shilla mengambil gitar dari tangan dea.
Bilakah dia tahu
Apa yang tlah terjadi
Semenjak hari itu
Hati ini miliknya

Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang kurasa
Mungkinkah dia jatuh cinta
Seperti apa yang kudamba

Bilakah dia mengerti
Apa yang tlah terjadi
Hasratku tak tertahan
Tuk dapatkan dirinya

Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang kurasa
Mungkin kah dia jatuh cinta
Seperti apa yang kudamba

Tuhan yakinkan dia
Tuk jatuh cinta
Hanya untukku

Andai dia tahu......
“keren shil!” puji rio.
“yah kak, gue gak bisa maen gitar,” kata ify.
“gak papa kok fy!” kata cakka mengacak-acak rambut ify.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar