Jumat, 06 Agustus 2010

cerbung >> Hasinuda In Love_Part 11

PART XI: Perhatian Alvin
Iel berjalan menuju meja makan. Ada beberapa lembar kertas diatasnya. Iel mengambilnya dan membacanya.
Iel, Rio, Alvin, Cakka,
Mama sama papa balik ke paris lagi ya. Ohya, ini ada surat untuk Mrs. Ira, jadwal kegiatan sekolah. Kalian jaga agni ya, orangtuanya ikut mama sama papa. Kalo kita denger ada apa-apa sama agni, mama sama papa bakal mengehentikan fasilitas kalian sampe kami pulang!
Bibi ijin pulang kampung sebulan. Kalian bisa sendiri kan di rumah? Kami balik 3 bulan lagi.
Iel menggeleng pelan. Kebiasaan, pikirnya. Selalu ninggalin kita, untung udah biasa, batin iel.
Alvin, cakka, dan rio turun kebawah dan memanggil bibi. “bibi lagi pulang kampung,” kata iel. lalu mereka memanggil orangtua mereka. “lagi di paris. 3 bulan lagi balik.” Kata iel. Ketiganya melongo. Mereka ditinggal sendirian di rumah? Tega!!
Mereka lalu bersiap pergi. Berhubung gak ada makanan, mereka makan di sekolah.
***
Agni membawa mobilnya sendiri. Berhubung orangtuanya lagi pergi, berarti dia bisa bebas. Ngapain pergi bareng mereka? Mendingan sendiri! Batin agni.
***
@SMA AS
“bareng yuk!” seru ify pada ketiga temannya.
Shilla dan dea mengangguk. “gue ada latihan futsal,” kata agni.
“yaudah, kita bertiga aja,” kata dea.
Mereka berjalan menuju mobil ify meninggalkan agni yang akan memulai latihan futsalnya.
“ag!!” panggil rio. Agni menghampiri mereka.
“apa?”
“lo tau jalan pulang kan?” tanya iel. agni mengangguk.
“jangan pulang kemaleman, jangan keluyuran, kalo ada apa-apa hubungin kita, dst..” ceramah cakka.
“stop!” kata agni. “gue tau kok!”
“nih, jadwal latihan yang baru mulai besok,” alvin menyerahkan selembar kertas.
“oke!” agni mengambilnya.
***
Jam menunjukkan pukul 4 sore, latihan futsal putri akhirnya selesai. Agni berganti baju dan menuju ke mobilnya. Lalu pergi menuju mall.
@MALL
Ngapain ya enaknya? Nonton aja ah, batin agni. Ia lalu menuju bioskop dan membeli tiket. Selama di jakarta, dia belom ke mall sekalipun gara-gara orangtuanya.
Aren yang tak sengaja melihat agni turun dari mobilnya tadi mendapat ide. Dia berjalan mendekati mobil itu dan membuka petil ban mobil itu, membiarkan bannya mengempes. Setelah kempes, ia lalu menutup kembali petil itu. Dan berjalan pulang sambil tersenyum puas.
2 setengah jam kemudian, agni selesai menonton, lalu mencari sebuah restoran dan makan malam disana. Dan melanjutkan berkeliling mall.
Jam 7 malam
Agni keluar dari mall dan menuju ke mobilnya. Saat menstarter mobil, mobil itu tidak bergerak. Agni bingung dan keluar melihat mobilnya.
“kempes? kok bisa? Perasaan tadi gak, deh,” katanya heran.
Akhirnya ia mengunci mobilnya, lalu membuka dompetnya. Yah! Gak bawa duit cash lagi! Daritadi kan gue make credit card! Bego! Kenapa bisa gak bawa duit sih?! Agni merutuki dirinya sendiri. Lalu mengeluarkan hapenya dan mencoba menelepon cakka. Arghh! Lowbat lagi! Sial amat sih gue hari ini?! Naek taksi nanti gimana bayarnya? Di rumah? Ahh, ribet, gue jalan kaki aja deh, untung gak terlalu jauh.
Akhirnya agni berjalan kaki ke rumah. Malang, hujan mengguyur agni. Agni memutuskan untuk berlari saja karena merasa rumahnya hanya beberapa ratus meter dari tempatnya berdiri sekarang. Sebenarnya rumahnya masih 1 km lagi, dianya aja yang gak ngerasa.
***
Pembantu agni bingung karna agni tak kunjung pulang, jam sudah menunjukkan pukul 8. Dia memutuskan menelepon cakka saja.
***
Cakka mengangkat telepon. “halo,” katanya.
“hah? Belom pulang? Yaudah bi, nanti kita cari,” katanya lagi.
“kenapa cak?” tanya rio.
“agni.. dia belom pulang, hapenya gak bisa dihubungin kata pembantunya,” jelas cakka panik.
Mereka berempat panik. Rio, iel, dan cakka menelepon shilla, ify, dan dea, menanyakan apa agni bersama mereka. Alvin sendiri masih mencoba menghubungi agni. Hasilnya nihil. Alvin melempar hapenya ke sofa. “AHH! Nyusahin ni anak!” Katanya kesal.
Iel, rio, dan cakka menatapnya kesal. “vin, agni kan tunangan lo! Jangan bilang gitu kek!” kata iel yang kesal karna sikap alvin.
“tau ah!” balas alvin. Dia mengambil kembali hapenya dan mencoba menghubungi agni lagi. Sebenarnya pikirannya sedang kalut, dia sangat khawatir, pantas saja perasaannya daritadi gak enak, alvin berdoa dalam hati supaya agni gak kenapa-napa.
Jam menunjukkan pukul sembilan. Agni masih belom pulang. Alvin segera mengambil kunci mobilnya dan bersiap mencari agni.
“mau kemana?” tanya cakka.
“nyari agni!” kata alvin.
Alvin membuka pintu rumahnya, dan terkejut mendapati orang yang daritadi dikhawatirkannya berdiri di depannya mengangkat tangan mau mengetuk pintu. Tidak sampai sedetik, agni tumbang ke arahnya, alvin refleks memeluk agni mencegahnya jatuh. Dia pingsan. “AGNI!” teriak alvin kaget. cakka, rio, dan iel berlari menuju pintu. Mereka mengangkat agni dan membawanya ke kamar.
***
Pakaian basah agni telah diganti dengan pakaian kering. Cakka memanggil bibi pembantu agni untuk menggantikan bajunya. Mereka berempat berniat menjaga agni. Alvin meletakkan telapak tangannya di kening agni, badan agni panas. Alvin segera mengambil kompresan untuk agni.
Pukul 12 malam, panas agni tak kunjung menurun. Alvin masih mengompres agni, sedangkan rio sudah tertidur disebelahnya, cakka dan iel yang tadi berjaga di sebelah kiri agni pun sudah tertidur juga. Mata alvin sudah tidak bisa diajak kompromi, namun niatnya untuk menjaga agni sampai panasnya menurun membuat dia tetap terjaga. Tangannya menggengam tangan kanan agni dan mengapitnya dengan kedua tangannya.
Jam 2.30 dini hari
Panas agni semakin meningkat. Alvin bingung mau ngapain lagi, kalo dibawa ke rumah sakit, nanti ketauan orangtuanya lagi, bisa-bisa fasilitasnya diberhentiin. Alvin mengelus pipi agni yang masih tak sadarkan diri. Ia mencondongkan badannya dan berbisik di telinga agni. “ag, lo sadar dong, jangan bikin gue khawatir gini, lo sembuh ya,” bisiknya pelan. Alvin menggenggam tangan agni lagi, tak lama, dia tertidur.
Jam 5 pagi
Rio, Iel, dan Cakka terbangun. Mereka memeriksa kening agni. masih panas, namun jauh menurun dari sebelumnya. Mereka tidak tega membangunkan alvin, wajahnya sangat kelelahan. Sepertinya dia semalaman menjaga agni. Lagipula, melihat tangan alvin yang menggenggam tangan agni menambah ketidaktegaan mereka mengganggu alvin dan agni. Mereka kembali ke kamar masing-masing dan bersiap untuk sekolah.
10 menit kemudian, agni membuka matanya. Kepalanya sakit sekali. Dia merasakan hawa tubuhnya kurang enak. Dia mengangkat tangannya, membuat alvin terbangun. “hhh.. lo udah sadar ag?” tanya alvin. Agni mengangguk. “lo masih panas, gak usah sekolah, ya? Istirahat di rumah aja, gue siap-siap sekolah dulu, ya,” kata alvin lembut.
Agni merasakan kejanggalan pada sikap alvin. Kenapa alvin jadi baek gini sama dia? Agni tak terlalu memikirkannya, dia segera bersiap ke sekolah.
***
“hoaammh,” alvin menguap sambil berjalan dengan langkah lemas dan masuk ke mobil.
“tidur jam berapa lo?” tanya rio.
“jam setengah tiga,” katanya lemas.
Baru saja iel menyalakan mobilnya, agni berjalan ke mobil dengan seragam lengkap plus jaket. “lo di rumah aja ag,” kata cakka.
“gak, gue mau sekolah, bosen gue di rumah,” kata agni memegangi kepalanya yang sakit. Ia membuka pintu dan duduk di sebelah alvin.
“badan lo masih panas ag, muka lo pucet gitu, kepala lo sakit ya?” tanya alvin. Agni mengangguk.
“udah, nyender aja ke bahu gue,” kata alvin sambil meletakkan kepala agni ke bahunya.
Mereka kemudian berangkat ke sekolah.
***
Hasinuda mengantar agni ke kelasnya yang langsung dihampiri oleh shilla, ify, dan dea. “ag, lo gak papa kan?” tanya dea.
“semalem kak rio nelpon katanya lo gak pulang-pulang ya? Lo kemana?” tanya shilla.
“ag, lo sakit?” tanya ify. Cakka menjelaskan kepada ify dkk mengenai keadaan agni.
***
Daritadi alvin menguap terus di kelas, dia ngantuk sekali, tapi juga khawatir pada agni. Akhirnya dia meminta ijin keluar kelas dan menuju ke kelas agni.
Pintu terbuka, semua melihat alvin. “ada apa mr. Alvin?” tanya mrs. romi.
“saia mau inspeksi kelas, hari ini selama satu hari penuh saia di kelas ini,” katanya berbohong.
Mrs. romi mengangguk mengerti, lalu mempersilakan alvin duduk di kursi guru. Sepanjang pelajaran, alvin terus memperhatikan agni. Kadang agni memegangi kepalanya yang sakit. Agni yang merasa diperhatikan alvin lalu meliriknya.
Alvin salting, lalu buru-buru mengalihkan pandangannya, ia menyapukan pandangannya ke seisi kelas. Ternyata semua anak memandanginya. “ngapain lo semua liat-liat? Hah?! Belajar!” seru alvin. Mrs. romi menyuruh muridnya kembali belajar.
Jam istirahat. Semua anak keluar kelas kecuali alvin, dan agni dkk. Alvin menyeret kursi di dekat meja agni dan duduk dihadapannya. Agni menatapnya bingung. Tak lama, iel dkk datang dan membawakan makanan untuk agni dan alvin.
“nih, makan,” cakka dan rio menyodorkan makanan dan minuman ke alvin dan agni.
Mereka berdua memakan makanannya. Alvin yang selesai duluan melipat kedua tangannya di atas meja dan menyipitkan matanya menatap agni. “apa lo?!” tanya agni ketus.
“makan! Lo jangan sakit kayak semalem kek, nyusahin kita aja!” kata alvin sinis, padahal aslinya dia khawatir banget sama agni.
“gue gak minta lo peduli sama gue kok!” kata agni ketus.
“siapa juga yang peduli sama lo?!” Cakka, iel, dan rio hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan alvin.
Agni memegangi kepalanya yang semakin sakit. Pusing. Ia memejamkan matanya menahan sakit kepalanya. Ia merasa badannya semakin panas. Alvin menyentuh tangan agni. Panas sekali. Alvin menggeser meja agni. “ag! Lo tambah panas kan! Udah gue bilang di rumah aja juga!” kata alvin panik. Yang lain pun jadi panik.
“bawa ke RS aja kak!” seru ify.
“jangan,” kata cakka. “bisa mati kita kalo ni anak dibawa ke rs. Ortunya pasti marah,” lanjutnya.
“gue gak papa kok,” kata agni bohong.
“berdiri!” kata alvin. Agni mencoba berdiri, namun tubuhnya tak kuat. Ia terjatuh. Alvin menopangnya.
“berdiri aja gak kuat, sok-sokan bilang gak papa,” omel alvin.
“lo gak kasih dia obat kak?” tanya shilla.
Mereka berempat menepuk dahi. “pantes! Gue lupa kasih obat!” seru rio. Ia berlari ke uks mengambil obat penurun panas dan sakit kepala. Agni meminumnya. Badannya lebih baik sekarang.
Jam istirahat berakhir, iel, cakka, dan rio kembali ke kelas, kecuali alvin. Dia masih di kelas agni.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar